View Full Version
Rabu, 21 Jul 2010

Mubarak Ternyata Telah Meninggal?

Diberitakan Reuters, Mesir telah membantah pemberitaan media massa di Amerika bahwa presiden Hosni Mubarak berada dalam kondisi kritis dan tidak akan bertahan hidup lebih dari 1 tahun karena kanker di seputar perut dan pankreas. Kabar ini beredar setelah Hosni menjalani operasi kelenjar empedu di Jerman awal bulan ini.

Rumor tersebut sempat mempengaruhi pasar saham, mengingat Hosni belum menunjuk calon pengganti. Ia bahkan tidak mempunyai wakil presiden, jabatan yang ia tempati sebelum menggantikan presiden Anwar el-Sadat yang tewas terbunuh pada 1981.

Namun berita berbeda justru datang dari Seorang pengacara Mesir, Hamid Sayid Makki mengklaim bahwa Presiden Mesir, Hosni Mubarak telah meninggal pada tahun 2004 lalu dan saat ini yang memerintah Kairo adalah tiruannya. Klaim ini dilontarkan Makki karena pengaduannya atas tindakan sejumlah pejabat Mesir yang menipu opini publik.

Seperti dilaporkan Fars News mengutip Koran Watan cetakan Amerika Serikat (AS), Makki menyusun pengaduannya atas Menteri Kehakiman, Mamduh Mar'i dan sejumlah pejabat Mesir lainnya. Pengaduannya tersebut telah ia serahkan kepada lembaga hukum negara ini. Dalam surat pengaduannya, Makki menuduh para pejabat tersebut sengaja menipu rakyat dan menyembunyikan realita politik.

Klaim Makki yang menyebut Hosni Mubarat telah meninggal tahun 2004 membuat berbagai kalangan terkejut. Menurutnya Mubarak menderita penyakit kanker dan meninggal dunia dalam operasi pada 16 Juni 2004 di Jerman. Ia menekankan, operasi itu dilakukan sangat rahasia di Jerman, namun teryata gagal dan Mubarak meninggal.

Masih menurut dia, berita kematian Mubarak telah disiarkan sejumlah radio termasuk Radio Muntarlo, Radio London dan Rezim Zionis Israel. Namun tak lama setelah tersiarnya berita ini, kemudian media massa menutupinya dan tidak menyiarkan kembali. ?

Dalam surat pengaduannya ia juga menyebutkan bahwa Istri Mubarak, Susan Mubarak dan kedua anaknya Ala' serta Jamal bekerjasama dengan pemerintah Jerman, AS dan Israel untuk tidak menyiarkan kematian Hosni Mubarak dan menggunakan sosok yang mirip dengan Mubarak untuk melancarkan usaha mereka.

Ia menandaskan bahwa pemerintahan Mesir sangat menguntungkan Barat, AS dan Israel. Menurutnya operasi yang dilakukan pengganti Mubarak di Jerman baru-baru ini ditujukan untuk menipu opini publik umum.

Di akhir suratnya ia melontarkan pertanyaan mengapa Kanselir Jerman, Angela Markel tidak menjenguk Hosni Mubarak? Ia menjawab bahwa Merkel tidak bersedia bertemu dengan Mubarak palsu. (IRIB/Reuters/mj)


latestnews

View Full Version