View Full Version
Kamis, 12 Aug 2010

Sofyan Sauri di Balik Terorisme Aceh

Belakangan santer terdengar penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir di kait-kaitkan dengan kasus Terorisme Aceh.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang menuduh pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) ini aktif menggalang dana untuk mengumpulkan data dan memberikan uang kepada orang-orang yang ditunjuk untuk operasi dan pengendali di Aceh.

Penyidik harus bekeja keras untuk membuktikan rekayasa keterlibatan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dalam terorisme di Indonesia. Pasalnya sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat, ormas maupun gerakan Islam bahwa kasus penyergapan di Aceh adalah peran dari seorang intelegent kepolisian yaitu orang yang bernama Sofyan Sauri seorang desersi dari Satuan Samapta Polres Depok.

Sofyan Sauri adalah seorang intel yang membiayai dan melatih secara militer orang-orang yang di rekrutnya sendiri di pegunungan Aceh, bahkan dia sempat melatih di Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok.

Sofyan dipecat dari kesatuannya beberapa tahun yang lalu dengan alasan poligami, jarang masuk, dan terlibat gerakan jihad. Namun, pada Februari 2009, Sofyan mengirim kelompok militan Aceh ke Jakarta.

Perekrutan dilakukan ketika Sofyan berkeliling Indonesia. Sedianya mereka dilatih untuk dikirim ke Jalur Gaza. Ketua DPP FPI Bidang Nahi Mungkar Munarman mengatakan, setelah dilatih beberapa bulan, sebagian besar pemuda itu dibawa ke Aceh untuk dilatih kembali. Di sanalah mereka kemudian ditangkap dan diduga terkait aktivitas terorisme.

Menurut informasi yang didapat Munarman, Sofyan saat ini telah diamankan polisi. Soal keterangan lima teroris Aceh yang mengatakan bahwa Abu Bakar terlibat, Munarman mengatakan, hal tersebut rekayasa. Kelima orang itu diyakini dipaksa menandatangani berita acara pemeriksaan yang menyatakan bahwa Abu Bakar Ba'asyir terlibat aktivitas terorisme di Aceh.

Anehnya, mereka berlatih menembak di Markas Komando Brimob. Mereka berlatih dengan senjata AK-47 dan 50 peluru tajam dalam satu sesi. Satu militan dibekali uang saku selama sebulan di Ibu Kota.

Sofyan merupakan tokoh sentral dalam pelatihan kelompok militan di Indonesia. Adapun Ba'asyir sekadar dijadikan tumbal. Fakta ini muncul dari pengakuan 13 tersangka teroris yang ditangkap di Pejaten, Jakarta Selatan, yang kemudian dilepas polisi. Oleh karena itu dapat di identifikasi dengan jelas bahwa kasus terorisme di Aceh adalah rekayasa.

FPI mengatakan telah mengamankan beberapa pemuda yang turut dilatih di Mako Brimob, tetapi tak turut serta ke Aceh. "Kami sudah amankan karena ini menyangkut keselamatan mereka," ujar Habib Rizieq.

Munarman melanjutkan, FPI telah melaporkan hal ini ke Komisi III DPR RI sekitar dua bulan lalu. FPI diterima oleh Wakil Ketua Komisi III Fahri Hamzah.

Selain itu, FPI juga telah melaporkan hal ini ke Komnas HAM dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. "Kami meminta Mabes Polri memublikasikan soal Sofyan Sauri, identitasnya, tempat tinggalnya, dan lainnya," katanya. (mj)


latestnews

View Full Version