Ratusan prajurit TNI di Papua terbukti mengidap virus HIV/AIDS. Benarkah ini ancaman serius bagi TNI?
Selama ini, Organisasi Papua Merdeka (OPM) selalu disebut-sebut sebagai ancaman paling serius bagi keamanan negara dan bangsa Indonesia di Provinsi Papua. Tapi ternyata predikat itu kini telah bergeser. Saat ini, ancaman paling mengerikan bagi prajurit TNI di provinsi paling timur Indonesia itu bernama virus HIV/AIDS. Maklumlah, sejak pekan lalu saja, 144 orang prajurit TNI di Papua telah terbukti mengidap virus mematikan itu.
Data tentang ancaman penyakit yang belum dapat disembuhkan ini berasal dari Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura, Papua. Bahkan, data itu sebenarnya sudah masuk sejak tiga bulan lalu, namun tak pernah dipublikasikan. Pada Mei 2010 tercatat 144 prajurit Kodam XVII/ Cenderawasih positif mengidap virus HIV/AIDS. “Dari 144 prajurit yang positif itu, empat diantaranya telah meninggal,” kata Kepala Rumah Sakit Mathen Indey, dr Yenny Purnama, Kamis (12/8) lalu.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen Hotma Marbun mengaku prihatin atas terungkapnya kasus ini. “Ini yang terbesar dari seluruh Kodam di Indonesia,” ujarnya. Padahal, sesuai dengan teori gunung es, yang muncul di permukaan sebagai orang yang terbukti mengidap virus HIV, hanya seperseratus persen dari yang sebenarnya. Potensi tentara di Papua mengidap HIV/AIDS ini sebenarnya sudah bisa dilihat dari penerimaan calon prajurit.
Menurut Komandan Batalyon Infantri 751/Berdiri Sendiri Letkol Inf. Tatang Subarna, dalam setiap pembukaan pendaftaran pasti ditemukan beberapa pendaftar yang positif mengidap HIV/AIDS. “Jumlahnya bisa 10 persen dari total yang mendaftar, yakni rata-rata 300 orang. Itu baru pendaftar di Jayapura,” ujarnya di Sentani, Papua. Padahal, calon prajurit itu masih dalam usia potensial, antara 17-21 tahun.
Tatang mengaku prihatin. Sebab dalam usia yang masih sangat muda dan potensial, mereka sudah terkena virus HIV/AIDS. Namun, jika ditemukan calon prajurit yang terinfeksi penyakit mematikan itu, pihaknya memilih tidak memberitahukannya kepada yang bersangkutan. “Kami hanya sebatas mengatakan bahwa Anda tidak lulus kesehatan. Namun, kami tidak membeberkan jenis penyakitnya,” ujarnya.
Sementara itu di Jakarta, anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin meminta Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso untuk memecat 144 prajurit TNI yang terkena AIDS di Papua. “Saya akan mempertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi,” kata mantan ajudan Predisen BJ Habibie dan Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri itu. Meskipun demikian, politisi dari PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa TNI harus segera memberikan pengobatan kepada mereka.
Menurut Kapuspen TNI Mayjen Aslizar Tanjung, sebenarnya Pusat Kesehatan TNI telah menangani berbagai kasus inveksi virus AIDS/AIDS di lingkungan TNI, termasuk 144 kasus HIV/AIDS di Papua, sejak tahun 2000. “Saat ini sudah disusun strategi penanggulangan HIV di lingkungan TNI,” ujarnya.
Sudah diserang kok baru strategi terus, Jenderal?
Abu Nabila