Jakarta, suara-islam.com--TNI AU mengirim surat protes pada Kapolda Sumut atas tindakan Densus 88 yang tidak prosedural, dengan menerobos Area Delta Bandara Polonia. Bahkan saat itu seorang anggota Densus sempat membentak prajurit TNI AU karena menghalangi seorang jenderal bintang tiga.
Siapakah jenderal bintang tiga itu?
Dikabarkan Jenderal bintang tiga itu adalah Komjen Pol Gories Mere.Terkait hal itu anggota Komisi III Syarifudin Sudding menyatakan agar Gories selaku Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan klarifikasi.
"Gories harus menjelaskan posisinya di sana sebagai apa? Kalau memang menjalankan tugas ya tidak masalah, namun kalau dia di sana tidak dalam melaksanakan tugas juga harus dijelaskan, klarifikasi. Ini bisa menimbulkan spekulasi jelek terhadap operasi tersebut terkait keberadaan beliau," kata Sudding di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2010).
Perihal Informasi tentang ikutnya Kepala BNN Komjen Goris Mere dalam penangkapan Densus 88 tersebut, Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar juga menyatakan kalau keikutsertaan Goris akan menambah kecarut-marutan organisasi Polri yang tanpa koordinasi tersebut.
"Dia Kepala BNN kok bisa ikut-ikut ke sana. Seandainya jadi konsultan ya, kalau ikut ngatur ya salah besar. Ini perlu diteliti Kapolri," tukasnya.
Keterlibatan kepala BNN Goris Mere dengan oprasi yang dilakukan oleh tim Densus 88 bukan hanya kali ini saja, sebelumnya Ust Abu Jibril ayah dari Muhammad Jibril, narapidana kasus terorisme, beberapa waktu lalu di depan Komisi III DPR menjelaskan bahwa anaknya mengalami penyiksaan keji Densus 88 dan ternyata itu disaksikan langsung juga oleh Gories Mere.
Bahkan menurut sumber Suara Islam Goris Mere juga merangkap menjadi Kepala Tim Anti Bom yang juga selalu dilibatkan dalam kasus penyergapan orang-orang yang dianggap teroris, kasus yang terakhir adalah penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. (detik.com/IP/suara-islam.com)