Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) yang dipimpin oleh Ustad Abu Bakar Ba’asyir kembali mengeluarkan pernyataan resmi terkait upaya pihak-pihak tertentu yang mengkaitkan organisasi dakwah itu dengan perilaku kriminal. Melalui pernyataan pers yang dikirimkan kepada Suara Islam, Rabu (6/10/2010), JAT menegaskan ketidakterkaitannya dengan aktivitas kriminal, terutama peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara.
“Jama’ah Ansharut Tauhid, sekali lagi dan untuk kesekian kalinya, menegaskan bahwa tidak ada sikap ataupun program JAT yang membenarkan apalagi melibatkan anggota atau lembaganya kepada hal-hal yang berbau kriminalisme”, jelas Juru Bicara Utama JAT, Ustad Abdul Rochim Ba’asyir.
Bahkan sebaliknya, dijelaskan bahwa JAT membentuk laskar untuk memerangi hal-hal yang berbau kriminal dan menjadi penyakit dalam masyarakat. Karena JAT selalu berpegang teguh pada Al Qur-an dan As Sunnah serta selaras pemahaman Salafus Sholeh berserta kaidah–kaidah fiqhiyah yang kokoh sesuai mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
“Maka kami menolak dengan tegas tindakan kriminal yang dibungkus dengan istilah-istilah syar’i”, ungkapnya.
Terkait dengan alasan yang disebarkan oleh media massa sekuler bahwa para pelaku tindakan kriminal di Medan, Sumatera Utara membenarkan kegiatan mereka dengan menggunakan dalih harta fa’i, maka secara tegas JAT menolak argumentasi itu. Menurut JAT konsep fa’i hanya berlaku di wilayah perang.
“Indonesia bukanlah wilayah perang secara fisik. Indonesia adalah wilayah dakwah maka yang harus dilakukan adalah adu argumentasi atau hujjah ‘perang’, nilai dan pemikiran”, jelasnya. (shodiq ramadhan)