Ribuan warga Lebanon berkerumunan di jalanan luar bandara Beirut untuk menyambut kedatangan Presiden Iran Ahmadinejad, Rabu 13 Oktober 2010. Kebanyakan dari penyambut adalan pro-Hizbullah, milisi yang selama ini dikenal disokong Iran dalam perang melawan Israel. Di Bandara, Ahmadinejad disambut Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri. Balon-balon udara bergambar Presiden Iran tersebut menghiasai angkasa, sementara di darat bendera-bendera Iran dikibarkan pendukung Hizbullah.
Dengan mobil SUV hitam Sunroof, dikawal keamanan bersenjata berat, dan rompi anti peluru, Presdien Iran tersenyum sembari melambaikan tangannya membalas sambutan warga Lebanon sepanjang jalan menuju Istana Kepresidanan untuk bertemu dengan Presiden Lebanon Mikhail Sulaiman. Jalanan sekitar bandara terletak di Lebanon Selatan memang dikelilingi pemukim pro-Hizbullah.
Kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon ini pertama kali sejak ia terpilih sebagai Presiden Iran 2005, ditengarai meningkatkan bargaining milisi Hizbullah yang tengah bersitegang dengan kelompok pro-Barat dalam Pemerintahan Lebanon. Perjalanan Presiden juga datang pada saat sensitif politik sedang tinggi terkait penelusuran pembunuhan Perdana Menteri Rafiq Hariri, ayah dari Saad Hariri Perdana Menteri Lebanon saat ini.
Hizbullah seperti terkunci dalam kebuntuan dengan Perdana Menteri Saad Hariri atas laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pengadilan yang didukung PBB diatur untuk mendakwa anggota kelompok militan atas pembunuhan Perdana Menteri Rafiq Hariri, tahun 2005.
Ahmadinejad didampingi Menteri Luar Negeri Manouchehr Mottaki dan delegasi pemimpin bisnis Iran, selama kunjungan dua hari -- sampai dengan Jum’at 15 Oktober-- dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Mikhael Sulaiman, Perdana Menteri Saad Hariri, dan sejumlah politisi lain. Jamuan makan malam untuk menghormatinya, tidak akan menyertakan diplomat Barat, lkawatir terjadi aksi Walkout karena Ahmadinejad suka berkomentar pedas terhadap Amerika dan Israel secara terbuka. Pemimpin Iran ini telah sering memicu kemarahan internasional dengan berulang kali menyatakan keraguan tentang Holocaust Nazi dan memprediksi kehancuran Israel, serta meragukan kebenaran peristiwa pemboman terorisme 11 September.
Ahmadinejad juga akan bertemu dengan Pimpinan Hizbullah Hasan Nasrallah yang tengah berada dalam persembunyian. Jadwal puncaknya yang riskan Ahmadinejad akan mengunjungi Bint Jbeil, benteng Hizbullah yang hancur dalam perang 2006, dekat dengan perbatasan Israel. Iran telah menjadi donor utama dalam rekonstruksi Lebanon selatan setelah perang 2006 dan Ahmadinejad diatur untuk menerima semacam gelar pahlawan di daerah tersebut.
Kalangan Barat mengkritisi kunjungan ini yang dianggapnya sebagai langkah provokatif Iran untuk terus menerus menjadikan Lebanon melalu milisi Hizbullah sebagai negara satelit Iran. Memang milisi Hizbullah dalam pemerintahan Lebanon ibarat Negara dalam Negara.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika PJ Crowley k menyuarakan keprihatinan mengenai kunjungan dengan Presiden Suleiman. "Kami menyatakan keprihatinan kami tentang hal ini mengingat bahwa Iran, melalui kerjasama dengan kelompok-kelompok seperti Hizbullah, secara aktif menggerogoti kedaulatan Libanon," kata Crowley di Washington
Associated Press melaporkan 250 pengacara politisi dan aktivis mengirimkan sebuah surat terbuka kepada Ahmadinejad, mengkritik dukungan Teheran kepada Hizbullah dan menyatakan khawatir Iran sedang menyeret Lebanon ke dalam perang dengan Israel. Di kota-kota Lebanon utara, yang dihuni banyak kaum Sunni, poster telah naik dalam beberapa hari terakhir menunjukkan wajah Ahmadinejad dicoret, diatas kata: ". Tidak ada sambut-menyambut dalam aturan para ulama". (msa/meol/AP/)