Satu per satu anggota tim pemerintahan Presiden AS Barack Obama mengundurkan diri. Berikut ini adalah nama-nama staf senior Tim Obama yang telah meninggalkan Gedung Putih, sebagian di antaranya secara tiba-tiba:
* Rahm Emanuel, Kepala Staf. Mengundurkan diri efektif pada 1 Oktober 2010.
* Jenderal (Purn) James Jones, Penasehat Keamanan Nasional. Mengumumkan pengunduran diri pada 8 Oktober 2010.
* Ellen Moran, Direktur Komunikasi, meninggalkan Gedung Putih pada April 2009. Moran sekarang adalah Kepala Staf Menteri Perdagangan Gary Locke.
* Van Jones, Penasehat Khusus untuk program “Green Jobs”. Mengundurkan diri pada September 2009.
* Mark Lippert, Deputi Penasehat Keamanan Nasional. Mengundurkan diri pada Oktober 2009. Lippert kini menjadi perwira aktif di Angkatan Laut. Lippert adalah teman main basket Obama.
* David Ogden, Wakil Jaksa Agung. Mengundurkan diri pada Februari 2010.
* Greg Craig, Penasehat Gedung Putih. Craig kabarnya dipaksa untuk mengumumkan pengunduran dirinya pada November 2009.
* Peter Orszag, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran. Mengundurkan diri pada Juni 2010.
* Laksamana (Purn) Dennis Blair, Direktur Intelijen Nasional. Mengundurkan diri pada Mei 2010.
* Christina Romer, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi. Mengundurkan diri pada September 2010.
* Larry Summers, Direktur Dewan Ekonomi Nasional. Pengunduran dirinya baru efektif setelah Pemilu 2 November.
Selain nama-nama di atas, ada isu bahwa Sekretaris Pers Gedung Putih Robert Gibbs juga telah diminta untuk ‘mencari pekerjaan lain’. Menteri Pertahanan Robert Gates sudah mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri pada awal 2011. Namun, dengan ‘pemecatan’ James Jones, Gates tampaknya segera ‘angkat koper’ dari Pentagon. David Axelrod, salah satu figur paling berperan dalam kemenangan Obama pada 2008 juga sudah berencana untuk mengundurkan diri pada Maret 2011.
Jika dilihat dari sejarah pemerintahan AS, ini merupakan eksodus tingkat tinggi terbesar sejak 1973 ketika Presiden Nixon memecat sekaligus penasehat independen Watergate, Jaksa Agung, dan Jaksa Agung Muda dalam satu malam, atau yang dikenal dengan istilah “Saturday Night Massacre”.
Memang periode menjelang Pemilu legislatif hingga setelahnya, merupakan periode reshuffle bagi pemerintahan AS. Namun, hengkangnya begitu banyak nama tersebut adalah sesuatu yang tidak biasa. Apakah ini pertanda Gedung Putih dalam krisis? (jurnalisme/mj)