View Full Version
Senin, 18 Oct 2010

Ikuti Tradisi Walisongo, PKNU Gelar Muktamar di Atas Kapal

Muktamar atau musyawarah nasional yang digelar partai politik di Indonesia biasanya digelar di tempat-tempat yang mewah dan besar. Selain soal kapasitas, alasan yang sering diungkapkan adalah untuk meningkatkan citra partai. Sebut saja PKS, yang beberapa bulan lalu menggelar muktamar di hotel mewah, Ritz Carlton Jakarta.

Berbeda dengan PKS dan partai-partai lainnya, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) memilih menggelar muktamar di atas Kapal laut yang akan mengarungi Laut Jawa dengan mengambil jalur perairan Bangkalan-Jakarta. Muktamar PKNU itu rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 12-14 Desember 2010.

Ketua DPW PKNU Jatim Arif Djunaidi menjelaskan, rencana mengadakan Muktamar I PKNU tersebut di atas kapal itu merupakan hasil keputusan tanfidziyah dan dewan syuro DPP PKNU.

“Ini bukan sekedar rencana, karena ini sudah menjadi keputusan tanfidz dan dewan syuro DPP,” terang Arif di sela acara Orientasi Legislator se-Jatim di Hotel Oval Surabaya, Sabtu (16/10). “Panitia muktamar juga sudah menyewa kapal penumpang milik PT Pelni,” tambah Arif seperti dikutip Surya.

Kapal yang akan disewa partai yang didirikan sejumlah ulama khos itu berkapasitas 7.000 penumpang. Sementara jumlah peserta muktamar hanya sekitar 4.000 orang. Rencananya seluruh peserta muktamar dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim, pada 12 Desember untuk mengikuti acara pembukaan. Setelah itu peserta naik ke kapal guna mengikuti semua acara muktamar.

“Mulai pertanggungungjawaban, sidang-sidang yang lainnya hingga pemilihan ketua umum akan dilakukan di atas kapal,” tandasnya.

Setelah menempuh perjalanan sehari, kapal yang membawa peserta muktamar akan transit di Semarang, Jawa Tengah. Di sana peserta mengadakan bakti sosial dengan membagikan sekitar 5.000 dus mie instan kepada kaum dhuafa, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

Tujuan mengadakan muktamar di kapal tersebut di antaranya untuk mengikuti sejarah para kiai dahulu. Menurutnya, para Wali Songo dulu juga sering mengadakan rapat penting di atas perahu. Oleh karenanya, muktamar di atas kapal bisa dikatakan sebuah napak tilas.

Di sisi lain, PKNU sangat menyadari sosialisasi soal maritim sangat minim. Dengan kegiatan itu PKNU berharap ikut berperan mengoptimalkan sosialisasi kemaritiman.
(nu.or.id/shodiq ramadhan)


latestnews

View Full Version