View Full Version
Kamis, 21 Oct 2010

Karachi Bak Kota Mati

Karachi, sebuah kota pusat komersial di Pakistan,Rabu 20 Oktober kemarin bak kota mati. Hari itu  Karachi berduka amat dalam. Pasalnya, 32 orang  warga Karachi meninggal akibat kerusuhan politik dan etnis dalam 24 jam terakhir. Karachi dinyatakan sebagai kota tertutup dan berkabung.
Kerusuhan politik yang terkait pemilihan anggota parlemen pengganti itu telah berlangsung sejak Sabtu, menjelang dilangsungkannya pemilihan anggota parlemen pengganti yang terbunuh bulan Agustus lalu. Korban total terkait persaingan politik sejak Sabtu mencapai 72 orang meninggal.

Kerusuhan, kekerasan, bentrokan dan pembunuhan berlatar belakang persaingan politik dan etnis mewarnai kehidupan Karachi setahun terakhir ini, dengan korban tewas mencapai 1000 orang. 

Rabu kemarin, Karachi dilanda kerusuhan paling parah dengan korban seketika 32 orang meninggal. Menurut laporan Aljazeera jalanan sepi-lengang, sekolah-sekolah, pasar, bank dan kantor tutup. Di sejumlah kawasan toko-toko  dan hotel dibakar.

Telah sulit untuk menjaga keamanan di Karachi, kota pelabuhan utama Pakistan, pusat bursa efek, bank sentral dan pintu gerbang utama untuk jalur suplai militer Barat menuju Afghanistan negara daratan terkurung bukit pegunungan. Kota Karachi menghasilkan 68 persen dari pendapatan pemerintah dan 25 persen dari produk domestik bruto Pakistan.

Semua partai-partai politik  (yang terlibat kerusuhan)  mengatakan bahwa orang-orang mereka menjadi  korban walaupun penduduk Karachi tahu bahwa para korban di kedua belah pihak.

MQM-Muttahida Qoumi Movement, partai politik yang mendominasi Karachi, mengklaim banyak anggota mereka terbunuh dan menyalahkan kelemahan pemerintah.

"Sepertinya tidak ada pemerintah di Karachi Pemerintah telah gagal melindungi kehidupan dan properti rakyat Karachi,." Kata Altaf Hussain, pemimpin MQM, dalam sebuah pernyataan dari pengasingan di London.

MQM kemudian mengancam untuk keluar dari koalisi Zardari, suatu tindakan yang dapat menyebabkan pemerintah kehilangan mayoritas Majelis Nasional dan bahkan menjatuhkan pemerintahan Zardari jika  MQM bergabung dengan kelompok oposisi.
 
Sementara Pakistan People Partai mendesak pemerintah untuk menerjunkan kekuatan militer untuk mengamankan Karachi. Namun desakan ini agaknya tak mungkin terlaksana karena Perdana Menteri Gailani telah menolak ide ini.

Saingan utama MQM adalah Liga Awami Nasional. Bersaing dengan MQM, Liga Awami bertarung keras berebut mengendalikan kota Karachi :” Kota dan Warga Karachi telah tersandera kekerasan dan persaingan politik. Terjadi perang wilayah”, tulis reporter Aljazeera Kamal Hyder.
(msa/Aljazeera)


latestnews

View Full Version