View Full Version
Sabtu, 23 Oct 2010

Ban Ki Moon : Eropa Harus Lebih Toleran Terhadap Muslim

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon telah meminta Eropa untuk menunjukkan toleransi lebih kepada imigran, khususnya kaum Muslim : “Sebuah trend berbahaya muncul membuat ketakutan. Mereka menuduh kaum imigran melanggar nilai-nilai Eropa, sementara para penuduh acap kali menumbangkan nilai-nilai dan gagasan dasar menjadi warga Eropa”, ujarnya dalam pidato formal sebelum pertemuan Parlemen Eropa di Strasbourg, Kamis (21/10/2010)
   
"Sejarah gelap Eropa telah ditulis dalam bahasa seperti itu," ujar Ban Ki-Moon, mencatat bahwa "Hari ini target utama adalah imigran dan orang Muslim. Eropa tidak mampu untuk menutup pikiran mereka dengan stereotip dan kebencian etnis, dan dunia tidak bisa menerima Eropa  melakukan hal itu.," Katanya disambut tepuk tangan para hadirin.
   
"Tantangan Eropa abad 21 - setelah memenangkan tantangan perdamaian (pada abad lalu)  – berikutnya adalah toleransi internal", kata pemimpin PBB itu.  "Imigran menderita luar biasa akibat pengangguran, diskriminasi, ketimpangan kesempatan di sekolah dan di tempat kerja", ujarnya lebih lanjut. 
   
Sebelumnya di pagi hari, Ban Ki-Moon telah mengartikulasikan pesan yang sama pada Pertemuan Dewan Eropa  organisasi internasional berbasis di Strasbourg juga. Dewan Eropa - yang memiliki 47 negara anggota, 20 negara lebih banyak dibanding Uni Eropa.
   
Pada kesempatan iitu, ia menyentuh tema yang serupa, meratapi tumbuh kecemasan karena resesi ekonomi di negara maju berfungsi sebagai "dalih untuk melakukan diskriminasi politik dan pengucilan imigran. 
   
"Hak asasi manusia bukan menu, yang dengan seenaknya kita dapat mengambil dan memilih. Ketika hak asasi manusia datang, tidak ada Pengecualian”,  begitu penegasan pidato Ban, menjelang perayaan bulan depan untuk ulang tahun ke-60 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.
   
Beberapa tahun terakhir ini, memang di sejumlah Negara Eropa muncul fenomena Islamophobia yang meningkat. Islamophobia cenderung irrasional, misalnya di Negara Perancis pakaian Muslim (Burqa/Jilbab ) dilarang secara resmi melalui Undang-undang Negara.
   
Pelarangan Burqa tersebut kemudian menjalar ke sejumlah negara lain di Eropa. Demikian juga pelarangan Menara Masjid di Swedia, dan hal-hal lain yang kesemuanya menunjukkan sikap intoleransi bangsa Kristen-Eropa terhadap Islam. Belakangan intoleransi ini kemudian juga mewabah di Amerika Serikat. (msa/islamtoday)


latestnews

View Full Version