View Full Version
Sabtu, 23 Oct 2010

Tahun Ini 400 Madrasah Siap di Negerikan

Ribuan madrasah swasta di Indonesia yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) ternyata sebagian ingin menjadi madrasah negeri. Mereka lebih senang menjadi madrasah negeri meski harus melalui persyaratan cukup berat seperti harus lengkap prasarana belajar dan mengajarnya, nantinya seluruh asetnya akan menjadi milik negara dan sebagainya. Jika menjadi negeri, maka guru-gurunya akan diangkat menjadi PNS.

“Tahun lalu sebanyak 400 madrasah swasta mengajukan diri agar menjadi negeri ke Kementerian Agama dan 370 diantaranya berhasil menjadi madrasah negeri setelah direkomendasi Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi. Sedangkan tahun ini sebanyak 400 madrasah swasta telah mengajukan diri untuk dinegerikan,” ujar Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof Dr H Mohammad Ali MA, seusai memberikan keterangan mengenai kinerja Ditjen Pendidikan Islam selama satu tahun ini di Kementerian Agama, Kamis (21/10).

Namun diakuinya, meski telah banyak madrasah swasta yang berhasil dinegerikan, tetapi persentase madrasah negeri di seluruh Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan madrasah swasta, dimana madrasah negeri hanya 8,6 persen sedangkan madrasah swasta 91,4 persen. 

Menyinggung mengenai bantuan pendidikan bagi pondok pesantren tahun ini yang hanya Rp 700 miliar, masih lebih kecil jika dibandingkan madrasah yang mencapai Rp 3,4 triliun, Mohammad Ali menegaskan hal itu masih wajar, sebab madrasah swasta apalagi negeri memiliki guru negeri yang harus digaji pemerintah, sedangkan guru pondok pesantren semuanya guru swasta. Sampai sekarang belum ada satupun pondok pesantren yang negeri. Sehingga statusnya pondok pesantren hanya mendapat bantuan saja dari pemerintah.

“Namun diakui sekarang lembaga pendidikan Islam seperti madrasah posisinya setara dengan lembaga pendidikan umum. Para alumni madrasah dapat kuliah di Perguruan Tinggi Negeri seperti ITB, UI, UGM, UNDIP dan lain-lain,” ungkap Mohammad Ali. (Lim)     


latestnews

View Full Version