Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfal 30).
Tafsir
Al Baghawy dalam tafsirnya mengutip Ibnu Abbas r.a. dan para mufassir lainnya berkaitan dengan makar yang dirancang oleh para tokoh Quraisy penguasa kota Makkah tehadap baginda Rasulullah saw. Mereka khawatir dengan masuk Islamnya kaum Anshar, yakni kaum Aus dan Khazraj yang berkuasa atas kota Yatsrib (Madinah). Maka sejumlah pembesar Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk membahas masalah Rasulullah saw. Para pemimpin mereka yang hadir antara lain Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Abu Jahal bin Hisyam, Abu Sufyan, Thami’ah bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, An Nadlor bin Al Harits, Abu al Bakhtary bin Hisyam, Zam’ah bin Al Aswad, Hakim bin Hizam, Nabih bin Al Hijaj, Munabbih bin Hijaj, Umayyah bin Khalaf.
Iblis hadir dalam pertemuan tersebut dengan menyamar sebagai seorang kakek. Tatkala para tokoh Quraisy melihatnya, mereka menanyainya: Siapa anda? Iblis itu menjawab: Saya seorang kakek dari Nejed. Saya mendengar adanya pertemuan kalian. Saya ingin menghadiri kalian. Dan janganlan kalian menganggap sepi pendapat dan nasihatku. Maka mereka mengatakan: Masuklah! Maka masuklah iblis ke Darun Nadwah.
Berkata Abu al Bakhtar : Menurut pendapat saya, tangkap saja Muhammad dan tahan saja di suatu rumah, kuatkan tali ikatannya, dan tutup rapat pintunya, jangan diberi lubang untuk memasukkan makanan dan minuman. Tunggu saja sampai dia binasa.
Orang tua dari Nejed itu berkata: Itu pendapat yang buruk. Demi Allah, jika kalian tahan dia di suatu rumah. Lalu jika perkaranya sampai kepada para sahabatnya, maka mereka akan segera menyerbu memerangi kalian dan mengambilnya dari tangan kalian. Mereka berkata: Orang tua ini benar!
Hisyam bin Amru dari Bani Amir bin Luaiy berkata: Menurut pendapat saya tangkap saja Muhammad lalu taruhlah di atas onta dan keluarkan dari tengah-tengah kalian. Maka apapun yang dia lakukan tidak akan memudaratkan kalian karena sudah tidak ada lagi di tengah-tengah kalian.
Iblis berwajah kakek tua dari Nejed itu pun berkata: Bukankah kalian sudah melihat betapa manisnya lidah dan logika Muhammad? Bukankah ucapanya bisa mengambil hati orang yang mendengarnya? Demi Allah, jika kalian melakukan hal itu, maka dia pasti pergi dan pasti akan kepincut hati suatu kaum, lalu dia bersama kaum itu akan datang lagi kepada kalian dan mengusir kalian dari negeri kalian. Mereka berkata: kakek ini benar!
Lalu Abu Jahal berkata: Demi Allah, akan kutunjukkan kepada kalian suatu pendapat yang lain daripada yang lain. Ambillah dari masing-masing keluarga besar di antara bangsa Quraisy seorang pemuda yang paling terkemuka lalu berilah masing-masing pemuda itu pedang yang tajam. Lalu mereka semua secara serentak memukulkan pedangnya kepada Muhammad. Sehingga, bila mereka telah membunuhnya, maka hutang darahnya terbagi kepada seluruh kabilah. Maka menurut dugaanku, Bani Hasyi tidak akan kuat memerangi Quraisy secara keseluruhan. Sehingga secara rasionil mereka akan menerima sekedar uang tebusan yang bisa dibayar oleh Quraisy.
Iblis bermukakakek itu berkata: Dia benar. Ini pendapat paling bagus. Saya berharap tidak ada pendapat lain.
Maka datanglah Jibril mengabarkan hal itu kepada Rasulullah saw. dan menyuruh beliau saw. untuk tidak tidur di dipan rumah beliau saw. pada malam itu. Allah SWT mengijinkan Rasulullah saw. keluar ke kota Madinah. Beliau saw. mengutus Ali bin Abi Thalib r.a. untuk tidur di dipan beliau. Lalu beliau keluar rumah. Beliau mengambil segenggam tanah dan ditaburkan kepada mereka sambil membaca firman Allah SWT:
Sesungguhnya kami Telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, Maka Karena itu mereka tertengadah. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat. (QS. Yasin 8-9).
Allah menutup mata mereka sehingga tidak bisa melihat Rasulullah saw. keluar dari rumah dan dari kepungan mereka. Rasulullah saw. dan Abu Bakar berjalan menuju gua Tsur. Ali tinggal di Makkah sampai mengembalikan seluruh barang titipan yang dititipkan oleh orang-orang Makkah kepada Rasulullah saw..
Maka semalaman para pemuda Quraisy itu menjaga Ali yang tidur di kasur Rasulullah saw. Mereka menyangka bahwa itu adalah Nabi saw. Tatkala pagi hari ternyata mereka hanya melihat Ali, mereka segera mencari jejak beliau dan mengutus sejumlah orang untuk mengejarnya. Tatkala sampai ke gua Tsur mereka melihat ada sarang laba-laba di pintu goa. Mereka berkata: “Kalau sekiranya dia masuk goa ini, pasti tidak akan ada sarang laba-laba di pintunya”. Mereka pun kembali.
Rasulullah saw. dan Abu Bakar berdiam di goa itu selama tiga hari. Lalu berangkat ke Madinah. Maka turunlah firman Allah SWT di atas. Allah mengungkap makar dan tipu daya mereka untuk menghabisi Rasulullah saw. tersebut. Mereka sudah mengatur taktik dan strategi makar tersebut, baik untuk menahan dan memenjarakan beliau, mengikat beliau, maupun membunuh atau mengusir beliau saw. Mereka membuat makar. Tapi Allah menggagalkan makar mereka. Menurut Ad Dlohak yang dikutip Al Baghawy, makar itu artinya tadbir, yakni pengaturan. Mereka membuat pengaturan, Allah pun mendatangkan pengaturan yang benar. Allahu sebaik-baik Dzat Pengatur!
Allah Pasti Membalas Makar Kaum Kuffar
Kejadian makar kaum kuffar yang ditujukan kepada Rasulullah saw. tersebut di atas ternyata terulang pada Bani Nadlir dimana mereka hendak mebunuh Rasulullah saw. Dan mereka sudah mengaturnya sedemikian rupa. Namun Allah SWT mengabarkan rencana makar jahat Yahudi Bani Nadlir itu kepada baginda Rasulullah saw. Dengan izin Allah kembali beliau saw. bisa meloloskan diri dari rencana makar jahat kaum kuffar untuk membunuh beliau saw.
Kali ini Rasulullah saw. dengan kekuatan militer yang beliau miliki mengambil tindakan kepada Bani Nadlir dengan cara mengepung perkampungan mereka sampai akhirnya mereka menyerah. Rasulullah saw. mengusir mereka dari kota Madinah dan menyita harta benda mereka. Beliau bagikan kepada kaum Muhajirin yang umumnya fakir miskin. Tidak ada orang Anshor yang diberi bagian harta fai’I (sitaan) dari Yahudi Bani Nadlir itu kecuali dua orang yang fakir dari mereka.
Demikian juga makar Yahudi Bani Quraizhah yang memutuskan perjanjian damai dan kesepakan untuk mempertahankan kota Madinah dari serangan musuh, setelah mereka melihat pengepungan yang hebat yang dilakukan oleh pihak pasukan Ahzab (Sekutu). Mereka justru memihak kepada pasukan sekutu pimpinan Abu Sofyan dan hendak menusuk kaum muslimin dari belakang. Namun Allah SWT membalas makar mereka dengan mengirimkan Nu’aim bin Mas’ud r.a. yang baru saja masuk Islam untuk mengadu domba antara pihak Yahudi Quraizhah dengan Quraisy sehingga makar mereka hancur berantakan. Lalu Allah SWT kirimkan angin topan yang memporak porandakan perkemahan pasukan Ahzab hingga akhirnya mereka balik badan meninggalkan Madinah. Beliau pun mengarahkan pasukan Madinah yang menjaga perbatasan kota dari serangan Ahzab itu ke perkampungan Yahudi Bani Quraizhah. Rasulullah saw. lalu menyerahkan hukuman untuk para pengkhianat itu kepada Saad bin Mu’adz r.a. sesuai permintaan kaum Yahudi. Dan Saad pun menjatuh vonis: seluruh pria dewasa Yahudi bani Quraizhah dihukum mati!
Allah SWT juga membalas makar Yahudi Khaibar yang segera menghubungi Quraisy pasca perang Ahzab untuk membuat serangan mendadak ke kota Madinah. Namun belum terlaksana hal itu, Raulullah saw. mendapatkan kabar tentang itu dan segera melakukan manuver politik dan militer dengan mengadakan perjanjian gencatan senjata selama 10 tahun dengan Quraisy yang terkenal dengan perjanjian Hudaibiyah. Lalu beliau segera mengkonsolidasikan kekuatan tempurnya untuk melakukan serangan mendadak kepada Khaibar yang sudah tidak mungkin lagi dibantu Quraisy. Khaibar pun ditaklukkan.
Khatimah
Orang-orang kafir pasti akan senantiasa membuat makar untuk mencelakai kaum muslimin, khususnya para pejuang penegak agama Allah. Namun umat Islam yang sabar atas fitnah dan makar mereka serta tetap beriman, beramal shalih, dan istiqomah di jalan perjuangan niscaya akan mendapati bahwa Allah SWT pasti akan membalas makar mereka. Wallahua’lam!