Gerakan Tea Party rupanya menjalar dari Amerika sampai ke Israel. Minggu akhir Oktober lalu, Tea Party Israel mengadakan resepsi persemian gerakan ini yang ternyata kurang mendapat sambutan masyarakat Israel. Hanya dihadiri 100 hadirin, Tea Party Israel dalam peresmiannya mengobarkan penolakan terhadap Presiden Amerika Barack Obama: “Say No to Obama” menjadi semboyan yang dikumandangkan dalam acara yang digagas pendukung Partai Likud Pimpinan Perdana Menteri Netanyahu.
Peluncuran gerakan Tea Party Israel dilakukan di sebuah auditorium sederhana, dihias dengan balon merah dan hitam dan hanya tersedia 130 tempat duduk. Gerakan itu hanya dimaksudkan untuk membantu Netanyahu menolak tekanan Obama agar tidak tunduk pada persyaratan yang ditetapkan Palestina agar pembicaraan damai bisa dilanjutkan kembali, Jelas, penyelenggara.
Kantor Berita reuters melaporkan, mantan anggota Deputy Knesset Michael Kleiner meresmikan Tea Party Israel tersebut : “ Ini adalah pesan kepada Presiden Amerika. "Anda tidak bisa memaksa orang melakukan hal-hal yang mereka tidak pilih," kata Kleiner kepada para wartawan.
"Tea Party Israel hanyalah sebuah gerakan akar rumput yang dimaksudkan untuk mendukung Netanyahu. Tetapi juga siap untuk memutuskan hubungan dengan Netanyahu jika ia menyerah kepada tekanan Amerika”, kata kliener. Peluncuran gerakan Tea Party versi Israel tersebut bukan merupakan pertanda pecahnya partai sayap kanan (Likud), katanya lebih lanjut.
Seperti para anggota Partai Likud lainnya, para pendukung Tea Party Israel mendukung pengembangan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, dan menolak seruan AS agar memperpanjang pembekuan pemukiman untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian yang deadlock sebulan lalu.
Obama memang tidak populer di mata banyak warga Israel yang yakin sang presiden AS bersimpati terhadap Palestina, hal itu tampak dari hasil sejumlah jajak pendapat. Hasil jajak pendapat di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa sentimen serupa di antara warga AS bisa memunculkan akibat buruk bagi Partai Demokratnya Barack Obama dalam pemilihan paruh masa jabatan, untuk Dewan Perwakilan Rakyat dan sepertiga Senat AS.
Pada hari Minggu, Netanyahu menegaskan akan menemui Wakil Presiden AS Joe Biden, setelah hasil akhir pemilihan diketahui pekan depan. Netanyahu akan hadir dalam acara Majelis Umum Federasi Yahudi Amerika Utara. Ia mengatakan akan membahas bagaimana cara menghidupkan kembali negosiasi perdamaian yang terhenti. [suara-islam.com/msa/reuters]