Presiden Amerika Barack Obama, Jum’at 5 November telah bertolak dari Washington dalam program lawatan ke Asia selama 10 hari, mengunjungi India, Indonesia, Korea Selatan dan Jepang.
Didampingi Ibu Negara Michelle Obama, Jumpat pagi Obama menaiki helikopter dari South Lawn di Gedung Putih menuju Pangkalan Angkatan Udara Andrews, dan selanjutnya naik pesawat kepresidenan AS Air Force One ke Asia.
India akan menjadi negara pertama yang disinggahinya, disusul Indonesia, negara tempat dia menghabiskan sebagian masa kecilnya. Dari Indonesia, Obama akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang, untuk menghadiri KTT G20 di Seoul dan KTT APEC di Yokohama.
Obama dijadwalkan tiba di Indonesia pada 9 November untuk lawatan dua hari satu malam. Menurut pihak Gedung Putih, setibanya di Jakarta, Presiden Obama akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden SBY yang akan dilanjutkan dengan konferensi pers oleh kedua presiden. Setelah konferensi pers, Presiden SBY akan menjamu kepala dan ibu negara Amerika Serikat dalam perjamuan resmi kenegaraan.
Agenda tanggal 10 November, hari Pahlawan, akan dimulai dengan kunjungan ke Taman Makam Pahlawan di Jakarta untuk menaruh karangan bunga sebagai simbol penghormatan. Dari Kalibata rombongan presiden akan mengunjungi Mesjid Istiqlal yang dilanjutkan dengan pidato.
Pidato akan disampaikan tidak dari Mesjid Istiqlal namun lokasi yang pasti belum ditentukan. Diperikirakan pidato akan disampaikan di lapangan terbuka. Ben Rhodes dari National Security Council atau Dewan Kemanan Nasional mengatakan, “Pidato ini akan memberi kesempatan pada presiden untuk membahas mengenai topik yang sering dibicarakannya tapi kali ini dari negara yang secara pribadi penting baginya, yang pernah ditinggalinya selama beberapa tahun waktu kecil.”
Dalam pidato tersebut, presiden Obama akan membicarakan mengenai hubungan kerjasama dengan Indonesia termasuk topik mengenai demokrasi, pembangunan dan jangkauan persahabatan dengan negara-negara Islam di dunia. Presiden Obama juga akan menggunakan kesempatan langka berbicara di depan penduduk Indonesia ini untuk menyampaikan mengenai keragaman dan tingkat toleransi di Indonesia.
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menegaskan, lewat kedatangan Obama, Indonesia dan Amerika Serikat akan secara resmi meluncurkan kemitraan menyeluruh, tidak hanya di bidang politik dan keamanan, melainkan juga ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, lingkungan hidup, hubungan antara masyarakat dan kawasan.
Menurut Gedung Putih, karena singkatnya kunjungan di Indonesia, Obama tidak akan menemui teman-teman lamanya atau mengunjungi tempat-tempat di Jakarta yang sering ia datangi ketika dia masih kanak-kanak. Obama tinggal di Jakarta ketika berumur 6 hingga 10 tahun, mengikuti ibunya Ann Dunham yang menikah dengan ayah tirinya, Lolo Soetoro.
Dari Jakarta rombongan Presiden Obama akan bertolak ke Seoul untuk menghadiri KTT G-20. Ibu negara, Michelle Obama, akan kembali ke AS dari Indonesia dan tidak menyertai presiden dalam kunjungan selanjutnya ke Korea dan Jepang. Alasannya adalah karena kunjungan ke kedua negara terakhir akan lebih berpusat pada pembicaraan mengenai ekonomi. Kedua putri mereka, Malia dan Sasha, tidak ikut dalam perjalanan ini.
Beragam Sikap Umat
Sikap umat Islam Indonesia menanggapi kedatangan Presiden Amerika Barack Obama sangat beragam dan terpolarisasi dalam spektrum yang luas. Jika disederhanakan, maka akan tersirat sikap umat Islam Indonesia ke dalam tiga mainstream :
1. Mulai dari yang menolak dan menentang Obama sebagai Presiden-pemimpin kaum kafir yang menindas kaum Muslimin di seluruh dunia. Sehingga kedatangan Obama ke Indonesia harus ditentang habis-habisan sebagai seorang toghut.
2. Sikap tengah yang kritis yang beranggapan Obama, bagaimanapun sebagai Presiden Amerika yang menanggung beban masyarakat liberalis, masih menunjukkan sikap positif dengan berniat mengubah pola kebijakan Amerika terhadap dunia Islam, menentang perluasan pemukiman Yahudi di Palestina, dan menyetujui pendirian masjid di Ground Zero, Amerika, serta menghentikan kebijakan lama Amerika yang mendanai LSM komprador yang mengeliminasikan nilai-nilai Islam. Namun, kelompok ini juga mengkritisi dan menentang sikap Amerika yang masih terus melakukan aksi War On Terror yang sejatinya War On Islam di berbagai penjuru dunia, seperti di Afghanistan, Irak, Pakistan dan Negara Islam lainnya. Obama juga dinilai belum memenuhi janji-janjinya terhadap kepentingan Islam seperti menutup penjara Guantanamo.
3. Sikap dari kelompok umat permisif, yang menganggap Obama sebagai Presiden adidaya Amerika, harus dihormati sebagai tamu Negara, yang akan menjalin hubungan antar Negara, antar bangsa, dalam kerangka pembangunan global umat manusia dengan pimpinan Amerika sebagai Negara kampiun demokrasi. [suara-islam/msa/ant/voan]