View Full Version
Kamis, 19 May 2011

Salafi Jihadi Pelopori Revolusi Maroko

Rabat (SI ONLINE) - Maroko mulai terimbas Revolusi Timur Tengah. Negeri yang menganut sistem pemerintahan kerajaan ini beberapa pekan terakhir diguncang kerusuhan beruntun. Selasa (17/5/2011) kelompok aktifis Salafi Jihadi yang dipenjarakan karena menuntut reformasi, melakukan penyanderaan 5 orang sipir penjara dan melakukan pemberontakan yang menyebar ke seluruh penjara-penjara Maroko.
Kerusuhan bermula dari penjara Sale, dekat Rabat. "Para tahanan menggunakan jeruji besi dan batu  untuk menyerang para penjaga," kata kantor berita pemerintah AMAP (Agence Magreb Arabe Press). Pembrotakan ini terjadi, akibat adanya keluhan dari tahanan politik dari Gerakan Islam, yang mereka telah mengalami "penyiksaan", selama berada di dalam tahanan, terjadinya ketidakadilan dalam proses persidangan yang sewenang-wenang. Mereka yang memberontak itu menuntut pembebasan mereka.

Para tahanan Salafi  berkemah dan duduk-duduk  di atas pagar penjara Zaki dan Salé. Aksi ini baru bisa dibubarkan setelah intervensi anggota Gendarmerie Royal (Pasukan Khusus Kerajaan Maroko). Menggunakan helikopter tempur terbang diatas penjara dan menurunkan pasukan serbu dibantu para penjaga penjara menggunakan gas air mata dan tongkat dalam upaya untuk menghentikan aksi protes sekitar 300 anggota Gerakan Islam yang dijebloskan ke penjara oleh pemerintah.

Sebanyak 39 orang mengalami luka-luka termasuk 19 anggota pasukan keamanan dan lima  penjaga penjara, ujar seorang dokter di rumah sakit di kota Sale, dekat Rabat. Kerusuhan mereda setelah negosiasi  antara pemimpin senior Gendarmerie dengan para pemrotes dan  sumber media setempat melaporkan unsur-unsur aparat keamanan  meninggalkan gerbang penjara pada siang hari pada hari Selasa 17 Mei.

Hal yang serupa juga terjadi di penjara Zaki. Dan pemberontakan penjara akhirnya merebak ke penjara lain seperti penjara Tangier, Fez, dan Tiflet, dan Kenitra. Situs Lakome meng-upload video yang menunjukkan adanya penyiksaan dalam penjara.

Pemerintah mengatakan para tahanan akan mendapat keadilan di pengadilan, dan mereka akan diperlakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Para pejabat Maroko membantah tuduhan kelompok-kelompok oposisi dan aktivis HAM bahwa pemerintah mengoperasikan pusat penahanan rahasia.

Menteri Komunikasi dan  Juru Bicara Pemerintah Maroko Khalid Naciri mengatakan bahwa pusat Penjara Temara bukanlah penjara rahasia melainkan  gedung kantor pusat administrasi dinas intelijen "Arah Générale de la Surveillance du Territoire (DJPL)".

"Ini bukan penjara rahasia tetapi sebuah markas administrasi Direction Générale de la Surveillance du Territoire. Kami bekerja dalam transparansi lengkap dan ketulusan." Kata Khalid Nacri. Dia menjelaskan bahwa Menteri Kehakiman memberi instruksi kepada penuntut umum untuk melakukan penyelidikan yang diperlukan di tempat kejadian.

Raja Mohammed bulan lalu membebaskan sekitar 100 tahanan, kebanyakan dari mereka adalah anggota kelompok Salafi Jihadis, dalam upaya yang dilakukan pemerintah untuk melakukan pendekatan terhadap kalangan Salafi Jihadis, melalui para pejabat hak asasi manusia, yang ditunjuk oleh raja dan itu merupakan langkah untuk melakukan  peninjauan terhadap kasus tahanan politik.

Maroko dilanda demo hebat pada Minggu 15/5 memprotes penjara rahasia Temara. Pasukan keamanan menggunakan pentungan untuk membubarkan protes pro-demokrasi di daerah pinggiran selatan Rabat, ibu kota Maroko, Minggu, yang mengakibatkan sejumlah orang cedera, menurut laporan wartawan Reuters di lokasi kejadian.

Polisi antihuru-hara memburu pemrotes sebelum pawai itu digelar dan memukuli beberapa orang dengan pentungan karet panjang. Seorang wartawan Reuters melaporkan, seorang pria terkena pukulan di hidung dan seorang wanita terhantam pentungan di bagian perut.

Radio swasta Atlantic mengutip juru bicara utama pemerintah Khalid Naciri yang mengatakan, protes itu dibubarkan karena telah dilarang. Ia juga membantah ada fasilitas penahanan rahasia di daerah tersebut dengan mengatakan, bangunan yang disebutkan pemrotes itu merupakan kantor administrasi pemerintah daerah.

Para pejabat Maroko membantah tuduhan kelompok-kelompok oposisi dan aktivis HAM bahwa mereka mengoperasikan pusat penahanan rahasia dan mengatakan, semua tahanan diperlakukan sesuai dengan hukum.

Pihak berwenang Maroko mengumumkan bahwa protes di daerah pinggiran Rabat dilarang. Protes lain yang dijadwalkan berlangsung Minggu di ibukota komersial, Casablanca, juga telah dilarang.

Rep: M Syah Agusdin
Sumber: lakome/AMAP


latestnews

View Full Version