View Full Version
Kamis, 29 Sep 2011

Kazakhstan Larang Sholat di Tempat Kerja

Astana (SI ONLINE) - Pemerintah Kazakhstan akan memberlakukan undang-undang yang akan memperketat prosedur pendaftaran bagi lembaga-lembaga agama dan akan melarang kegiatan keagamaan yang tidak mendapat persetujuan pemerintah, bahkan melarang sholat di tempat kerja.

Parlemen Kazakhstan mendesak Presiden Nursultan Nazarbaev untuk menandatangani RUU baru tentang agama ke dalam hukum.

RUU, yang disetujui oleh parlemen pada tanggal 21 September lalu, sangat memperketat prosedur pendaftaran bagi lembaga-lembaga agama dan akan melarang kegiatan keagamaan yang tidak mendapat persetujuan pemerintah.

Pembangunan tempat ibadah baru harus disetujui oleh otoritas lokal dan pendidikan agama bagi kaum muda juga akan di bawah kendali pemerintah.

RUU berjudul "Hukum tentang Kegiatan Keagamaan dan Asosiasi Agama," ini bahkan melarang shalat di tempat kerja. RUU telah memicu perdebatan hangat di masyarakat Kazakhstan.

"Apakah saya melanggar hukum dan efektif menjadi kriminal jika saya shalat di kantor saya?" kata Bekbolat Tleukhan, seorang anggota parlemen muslim yang rajin shalat.

Berbicara kepada televisi Saluran 7 Astana, anggota parlemen itu mengatakan melarang shalat di tempat kerja melanggar konstitusi negara, yang menjamin kebebasan beragama.

"RUU memaksa orang untuk memilih antara iman mereka dan pekerjaan, dan itu tidak adil," kata Maksat Nurypbaev, kepala Zhastary, sebuah organisasi nonpemerintah yang ada di Kazakhstan.

RUU itu mengharuskan masjid dan semua lembaga keagamaan lainnya terdaftar di pemerintah, termasuk mendapatkan ijin dari pemerintah daerah dan pusat.

Pendukung RUU ini, mengklaim bahwa RUU ini tidak membatasi kebebasan beragama dan mengatakan RUU itu dibuat karena adanya ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok ekstremis.

"Kazakh tidak pernah mendukung fanatik agama. Memanjangkan jenggot atau mengenakan jilbab tidak pernah menjadi bagian dari mentalitas seseorang yang tinggal di padang rumput. Ini semua baru bagi kami Yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa ada banyak anak muda menjadi fanatik beragama," kata anggota parlemen Erzat Alzakov.

Alzakov justru menyalahkan masyarakat yang tidak mengendalikan isi bahan ajar di sejumlah sekolah agama, dan banyak sekolah yang menawarkan pendidikan agama gratis.

"Makan siang tidak ada yang gratisa," katanya. "Hanya masalah yang diberikan secara gratis, dan kami baru saja mendapatkannya."


latestnews

View Full Version