View Full Version
Kamis, 03 Nov 2011

Teror Siluman di Papua dan Biaya Sewa Aparat

Timika (SI ONLINE) PT Freeport Indonesia di Papua dilanda mogok kerja karyawan. Juga aksi teror. Beberapa bulan terakhir, PT Freeport Indonesia di Papua dilanda mogok kerja karyawan. Setelah delapan hari mogok di bulan Juli 2011, para pekerja kembali menggelar pemogokan pada 15 September. Para buruh yang mogok itu pada umumnya pegawai nonstaf yang bekerja sebagai teknisi pertambangan.

Mereka menuntut gajinya dibayar dalam bentuk dolar dan dihitung per jam. Untuk pekerja level rendah mereka minta US$11,5. Sedang buruh level tinggi mereka minta US$35. Negosiasi antara pekerja dan sang juragan sampai saat ini belum menemukan titik temu.

Selain mogok buruh, PT Freeport juga menghadapi ancaman keamanan. Para buruh Freeport terancam nyawanya. Mereka dibuat tak nyaman saat bekerja mengeruk emas dan tembaga untuk perusahaan tambang dari negeri Paman Sam itu.

Dalam bulan Oktober ini saja, telah terjadi beberapa kali penembakan. Senin 10 Oktober sekitar pukul 10.30 WIT penembakan terjadi di terminal Freeport Gorong-gorong Timika. Satu tewas dan tiga karyawan terluka parah.

Empat hari berselang, Jumat 14 Oktober 2011, tiga karyawan yang menumpang kendaraan L300 open kap tewas ditembak. Bahkan, saat mobil penolong yang berisi 1 anggota TNI dari Yonif 754 dan seorang security juga dihujani peluru saat menjemput para korban.

Seminggu kemudian, tiga buruh Freeport juga tewas ditembak pada Jumat 21 Oktober 2011, di kilometer 38 daerah Abepura, Timika. Serangan bersenjata kembali terjadi pada Rabu, 26 Oktober sekitar pukul 00.15 WIT. Sebuah mobil RP15 yang sedang berpatroli di areal Freeport di mile 35 Jalan Tembagapura diberondong tembakan. Untung tiga personel Brimob selamat dari hujan peluru itu.

Teror Siluman Papua

Rentetan teror yang terjadi belakangan ini di Papua nyatanya tidak bisa diselesaikan dengan reaksi yang cepat. Sangat timpang dengan penanganan teror yang ada di Jawa, dan Bali. Polisi begitu terkesan cekatan bak kucing menerkam ikan.

Teror di Papua seperti dilakukan oleh siluman, datang dan pergi sesuka hati. seiring mendung datang teror menghilang ditelan media mainstream.

Shidiq Perwiranegara pengamat teror menyebut Freeport bersama dengan aktor keamanan dan media telah melakukan deception atau pengalihan dari penangan teror menjadi debat kusir mengenai dana yang dikeluarkan Freeport untuk menyewa TNI dan Polri mengamankan aset milik McMoRan itu.


latestnews

View Full Version