Kamis, 16 Februari 2012 | 00:23:16 WIB
Jakarta (SI ONLINE) - Front Pembela Islam (FPI) kembali digebuki oleh tokoh dan kelompok yang tidak menyukai keberadaannya. Kali ini dengan membonceng Insiden Palangkaraya mereka kembali menghembuskan isu lama, pembubaran FPI. Ibarat memutar kaset rusak, alasan yang dipakai tetap sama yakni kekerasan.
Tapi di balik itu semua, pengurus FPI sadar bahwa isu yang mengarah ke organisasi yang dipimpin oleh Habib Rizieq Syihab ini adalah untuk menutupi berbagai kasus besar yang kini sedang menggoyang pemerintahan SBY. Yang paling nyata adalah korupsi kader Partai Demokrat.
"Pembubaran FPI adalah isu paling seksi untuk menutupi kasus korupsi yang melibatkan sejumlah kader Partai Demokrat", kata Ketua Bidang Dakwah DPP FPI Habib Muchsin Alattas, saat Rapat Dengar Umum dengan Komisi III DPR, di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Rabu sore (15/2/2012).
Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III Azis Syamsuddin itu Habib Muchsin juga menunjukkan selembar surat peringatan kedua yang dikirimkan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi kepada SBY. Menurut Habib Muchsin, di televisi Mendagri kemarin (Selasa, 14/2/2012) mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat peringatan pada FPI. Padahal FPI baru menerima surat itu hari ini (Rabu, 15/2/2012). Kata Habib Muchsin, surat itu dibuat Mendagri berdasarkan pesanan dan tekanan dari SBY.
"Surat itu dibuat berdasarkan tekanan dari SBY, karena sebelumnya tidak ada yang berani buat dan tanda tangan", kata Habib Muchsin.
Sebelumnya Habib Muchsin juga membacakan kronologi kejadian percobaan pembunuhan terhadap empat orang pimpinan FPI Pusat di Palangkaraya. Selanjutnya Ketua Laskar Anti Korupsi itu juga membacakan pernyataan sikap DPP FPI yang mengutuk tindakan para preman itu.
Selain Habib Muchsin, jajaran DPP FPI yang melaporkan Insiden Palangkaraya diantaranya Ustadz Ja'far Shidiq, Sekjen FPI KH A Shobri Lubis dan Panglima Laskar FPI Maman Suryadi. Mereka diantar dan didampingi sejumlah tokoh FUI seperti KH Muhammad Al-Khaththath, Ustadz Abu Jibril dan Ibu Nurdiati Akma.
Sementara dari Komisi III selain Azis Syamsuddin, hadir sejumlah anggota lainnya seperti Indra dan Aboe Bakar Al Habsy dari F-PKS, Nudirman Munir dari Fraksi Golkar, Sarifuddin Sudding dari Fraksi Hanura, Sayed Muhammad Mullady dari F-PDIP dan beberapa anggota lainnya.