Jakarta (SI ONLINE) - Setelah berkunjung ke Myanmar beberapa waktu lalu, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, berkesimpulan kasus Rohingya hampir sama dengan konflik yang pernah terjadi di Ambon dan Poso beberapa tahun silam.
"Kalau minta penjelasannya hampir sama dengan konflik di Ambon dan Poso, itu konflik antar-orang kemudian menjadi konflik komunal yang akhirnya merembet ke masalah agama," kata JK, di Jakarta, Senin (13/8/2012).
Hanya saja JK sepertinya lupa, bahwa warga Ambon dan Poso bagaimanapun juga adalah warga negara Indonesia, sementara umat Islam Rohingya di Myanmar dianggap oleh negara sebagai bukan warga negara Myanmar.
Ditemui di sela-sela apel pelepasan relawan Pos Pertolongan Pertama PMI, JK menerangkan saat ini pihaknya yang diwakili dua orang Sekjen PMI sedang melakukan persiapan dengan palang merah dan pemerintah Myanmar terkait rencana pengiriman bantuan kepada pengungsi Rohingya.
"Kita akan mengadakan operasi bantuan besar-besaran setelah Lebaran, nanti kita memberangkatkan relawan dari sini juga bersama relawan dari negara-negara anggota OKI lainnya," kata JK.
Menurut JK, bantuan yang akan disalurkan dapat berupa banyak hal baik itu makanan, non-makanan, maupun infrastruktur dan dibiayai secara bersama antara PMI dengan negara-negara anggota OKI lain.
Ia juga menuturkan keadaan di daerah konflik saat ini sudah cukup aman, namun sebagian besar korban yang rumahnya hangus dibakar masih belum berani kembali dari pengungsian.
Selain itu JK menyebutkan daerah konflik merupakan daerah penghasil beras, sehingga sebetulnya tidak ada kekhawatiran soal kekurangan pasokan makanan, namun masih perlu ada uluran tangan dari negara-negara tetangga bagi para korban.
Kekerasan antara warga Buddha dengan Rohingya yang terjadi di Myanmar menewaskan sejumlah orang, dengan angka resmi menunjukkan bahwa 80 orang tewas dari kedua pihak dalam pertempuran awal pada Juni.
Red: shodiq ramadhan