View Full Version
Senin, 03 Sep 2012

Ramai-ramai Legislator Pertanyakan Profesionalitas Polri Tangani Teror

Senin, 03 September 2012 | 18:47:40 WIB

Jakarta (SI ONLINE) - Sejumlah anggota Komisi III DPR RI mempertanyakan profesionalitas Polri dalam menangani kasus penembakan dan penangkapan terduga teroris di Solo.

"Operasi yang dilakukan oleh Densus 88 di Karanganyar Solo yang melakukan pemukulan terhadap seorang warga, Wiji Siswi Suwito, ternyata salah sasaran," kata anggota Komisi III DPR RI, Abu Bakar Al Habsy, pada rapat kerja dengan Kapolri dan jajarannya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Menurut politisi PKS itu, dari informasi yang diterimanya dan dari pemberitaan di media massa menunjukkan penangkapan dan pemukulan oleh Densus 88 terhadap Wiji Siswo Suwito, mertua Bayu Setiawan, selain salah sasaran juga dilakukan dengan tindakan tidak simpatik.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta Polri, terutama Densus 88, untuk mengevaluasi kinerjanya yang dinilai sudah lebih dari satu kali dalam operasinya melakukan kesalahan sasaran.

"Saya meminta Polri melakukan evaluasi dengan mengkaji persoalannya, apakah karena persoalan input informasi intelijen atau karena aparat di lapangan kurang memiliki kemampuan teknis," katanya.

Demikian juga terhadap dua remaja warga Karang Anyar, Surakarta, Farhan dan Muchsin, yang ditembak mati anggota Densus 88 dengan dugaan sebagai teroris, Abu Bakar mempertanyakan, apakah benar keduanya pelaku penembakan terhadap anggota polisi.

Anggota Komisi III DPR RI dari FPPP, Ahmad Yani, juga mempertanyakan profesionalitas Polri dalam menjalankan tugasnya.

Ia mencontohkan, anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) ketika bersama Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, melakukan sidak di Lembaga Pemasyarakatan di Pekanbaru, Riau, telah melakukan tindakan yang kurang simpatik.

Anggota Komisi III DPR RI lainnya, Dewi Asmara, juga mempertanyakan profesionalitas Polri dalam melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap suatu persoalan hingga terjadi sampai menjadi tindakan anarkis. Menurut dia, Polri memiliki Bagian Bimbingan Masyarakat yang melakukan sosialisasi pencegahan kemungkinan tindakan anarkis.

red: shodiq ramadhan


latestnews

View Full Version