View Full Version
Jum'at, 21 Sep 2012

Charlie Hebdo Ternyata Media Ateis Pendukung Yahudi dan Israel

Jumat, 21 September 2012 | 14:19:45 WIB

Jakarta (SI ONLINE) - Majalah mingguan satir Prancis "Charlie Hebdo" pada Rabu (19/9/2012) kemarin menerbitkan kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Sampul depan majalah tersebut menunjukkan seorang Yahudi Ortodoks mendorong sosok bersorban di kursi roda dan beberapa karikatur Nabi dimasukkan pada halaman isinya, termasuk beberapa digambarkan dalam keadaan telanjang.

Sejak awal kemunculan, Charlie Hebdo memang mengkhususkan diri pada media satir, anti-agama, sayap kiri, dan berkata pedas, bahkan mengumpat. Namun dalam beberapa karya mereka terang-terang mendukung Yahudi dan Israel.

Saat ini Charlie Hebdou dipimpin oleh Stepjane Charbonnier. Majalah ini didirikan dan didanai sendiri oleh Phillipe Val, Georges Blondeaux, Jean Cabut, dan Renauld Sechan. Tapi paling berpengaruh, Val, pendukung setia Yahudi dan Israel. Dia juga anti-Islam

Majalah ini pertama kali keluar pada 1969, lalu mereka pailit dan akhirnya gulung tikar. Awal 90-an mereka kembali terbit, dan terbit saban Rabu dengan edisi-edisi menggelitik sekaligus menampar.

Nama Charlie diadaptasi dari Jenderal Charles de Gaulle. Jenderal perang Prancis terlibat dalam Perang Dunia ke II. Dia juga presiden Negara Menara Eiffel itu dan pensiun pada 1969. Charlie juga berarti Charlie Brown, tokoh paling santai dari komik Peanuts, membuat terkenal karakter anjing bernama Snoopy. Penggunaan nama Charlie diharapkan kritis seperti de Gaulle tapi tetap santai menghadapi masalah seperti Brown.

Media ini awalnya berjalan biasa, tidak terlalu disukai masyarakat. Mereka baru dilirik lantaran memuat kartun bergambar Nabi Muhammad SAW. Di situ Rasulullah digambarkan menangis dan judul besar 'Muhammad dikelilingi fundamentalis dan sangat berat dicintai oleh si brengsek'. Majalah ini juga mengambil kutipan kartun di Jyllands Posten, media asal Denmark melecehkan Rasulullah lewat komik untuk pertama kalinya.

Charlie Hebdou mendapat kecaman serius bukan hanya dari umat Islam tapi juga presiden Jacques Chirac mengatakan mereka sengaja menyulut kemarahan muslim dunia. Markas mereka dilempari bom molotov dan situsnya dirusak. Para perusak jaringan internet mengacak-acak susunan redaksi dan menempatkan nama Muhammad SAW sebagai pemimpin tertinggi majalah itu.

Media ateis

Sebenarnya apa tujuan mereka memuat kartun menghina Rasulullah itu? Situs dw.de melaporkan, Jumat (21/9), berhasil melakukan wawancara dengan Gerard Biard, pemimpin redaksi majalah mingguan itu. Gerard mengatakan, pihaknya kembali mengangkat kartun itu sebagai kritik bagi Islam kerap membawa nama agama untuk mempengaruhi masyarakat dan politik.

"Bukan hanya Islam, agama apa pun berlaku demikian, kami pasti mengkritik. Kami media ateis," ujarnya.

Majalah ini juga membantah disebut melakukan provokasi. Mereka hanya melakukan tugas jurnalis untuk mengkomentari soal politik dan cara dipilih melalui media kartun dan gambar.

CH juga kaget saat dituding melecehkan Nabi Muhammad SAW. Mereka bahkan tidak mengerti jika dua tokoh dalam sampul majalahnya diyakini Rasulullah. Mereka berkeyakinan, itu cara gambar ala satir. "Jika kami dituduh menggambar nabi umat Islam, itu manipulasi pikiran kalian," kata Biard.

Biard dan majalahnya mengakui tengah menaikkan isu seputar politik di negara-negara banyak konflik, kebetulan mayoritas muslim. Dia sadar betul ini bakal menimbulkan unjuk rasa bisa merusak kantor tempat mereka bekerja, bahkan berisiko nyawa. Tapi CH mengaku tetap ingin maju dengan isu politik dan konflik di negara Islam.

Saat ini CH tengah mempertimbangkan untuk mengganti gambar sampul majalahnya. Tapi mereka belum dapat yang tepat dan pas. Sementara pemerintah Prancis ketar-ketir diterbitkannya majalah itu bakal memicu bentrokan dan konflik.

"Kami tidak bertanggung jawab jika terjadi aksi kekerasan, tapi kami menghargai himbauan pemerintah Prancis untuk mengganti sampul," Biard menegaskan.

Akibat keluarnya majalah ini, pemerintah Prancis menutup kantor kedutaan, sekolah dan pusat-pusat kebudayaannya di 20 negara di dunia pada Jumat ini. hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusuhan. Sebab keluarnya kartun ini bersamaan dengan aksi protes umat Islam sedunia atas film "Innocence of Muslims."

red: shodiq ramadhan
sumber: merdeka.com


latestnews

View Full Version