View Full Version
Kamis, 13 Dec 2012

AS: Suriah Gunakan Rudal Scud

Kamis, 13 Desember 2012 | 18:12:09 WIB

Washington (SI ONLINE) - Rezim Suriah telah menggunakan peluru kendali Scud dalam menghadapi pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, demikian kata seorang pejabat Amerika Serikat, Rabu malam (12/12) menandakan eskalasi berbahaya dalam konflik 21 bulan itu.

"Scud mendarat di Suriah," kata pejabat itu kepada AFP dengan syarat tak disebut jatidirinya. Rabu pagi, seorang wartawan AFP di baratlaut Suriah melaporkan mendengar beberapa ledakan sengit seharian dari sekitar 15 kilometer (10 mil).

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland mengatakan "Kita melihat rudal-rudal itu bekerja sekarang", tetapi dia menolak untuk membocorkan data intelijen tentang apa jenis rudal itu.

Tetapi pejabat AS kemudian mengatakan bahwa ia bisa mengkonfirmasi berita The New York Times bahwa rezim itu telah melepaskan rudal Scud. Nuland mengatakan Suriah juga menggunakan jenis lain dari "senjata mengerikan." "Ini semacam bom per barel, yang merupakan bom pembakar yang berisi bahan yang mudah terbakar," katanya kepada wartawan.

The Times, mengutip para pejabat pemerintah AS yang tak bersedia disebut namanya mengatakan, rezim Bashar telah menembakkan sekitar enam rudal Scud dari daerah Damaskus terhadap posisi pemberontak di Suriah utara dalam beberapa hari terakhir ini.

Seorang wartawan AFP di provinsi barat laut Idlib mengatakan ia telah mendengar ledakan-ledakan kuat selama tiga hari terakhir yang datang dari arah pangkalan militer Sheikh Suleiman yang ditangkap oleh kelompok-kelompok pemberontak pada awal pekan ini.

Serangkaian pemboman mengguncang Ibu Kota Suriah, Damaskus, Rabu (12/12), menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai sejumlah orang lagi, kata media setempat.   Satu bahan peledak yang diduga dipasang di satu bus pelaju meledak di Kabupaten Mazzeh 86, Damaskus, Rabu malam, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang lagi.

Ledakan itu terjadi sebagai bagian dari gelombang ledakan yang meningkat di Suriah selama Rabu.  Peristiwa paling mencolok pada Rabu adalah tiga ledakan yang mengguncang gerbang Kementerian Dalam Negeri Suriah di Damaskus dan menewaskan tiga orang, kata Xinhua, Kamis pagi.

Pada Rabu pagi, empat bom pinggir jalan meledak di pinggiran Damaskus, Jaramana, dan tempat parkir gedung pengadilan utama di ibu kota Suriah tersebut, menewaskan satu orang dan melukai sejumlah orang selain mengakibatkan kerusakan materil dalam jumlah besar.

Ledakan di Suriah telah menjadi kejadian rutin, terutama di Damaskus --tempat anggota milisi yang bersenjata berusaha menggulingkan pemerintah Suriah dan merebut kekuasaan.

Pemerintah Suriah menyatakan Damaskus memerangi kelompok jihad dan Takfiri, yang memiliki kaitan dengan jaringan teror Al Qaida


UNHCR: pengungsi Suriah bisa capai 700.000

Badan pengungsi PBB (UNHCR) memperingatkan jumlah pengungsi Suriah yang terdaftar di negara tetangga, yang kini berjumlah lebih dari setengah juta, dapat mencapai 700.000 hingga akhir tahun 2012, demikian kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky.

"UNHCR melaporkan sebanyak 250.000 orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di Homs sangat memerlukan bantuan musim dingin dan akses terhadap layanan kesehatan dasar," kata Nesirky dalam taklimat harian di Markas PBB, New York.

"Lembaga itu menyampaikan permintaan bantuan mendesak selama musim dingin termasuk selimut kapas, kantung tidur, selimut, kasur dan pasokan kebersihan buat ribuan orang yang meninggalkan rumah di Homs selama dua pekan belakangan," katanya.

Sementara itu, Program Pangan DUnia (WFP) menyatakan kerawanan pangan meningkat di Suriah, dan pembagian jatah makanan bulanan telah terpengaruh oleh kekurangan dana, demikian laporan Xinhua--yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis pagi.

Pada November, WFP mengirim jatah makanan buat lebih dari 1,3 juta orang di semua gubernuran, dan mereka berharap bisa menjangkau 1,5 juta orang pada Desember.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menambahkan pemadaman listrik di seluruh negeri tersebut dan kekurangan bahan bakar telah mempengaruhi akses orang ke alat masak, pemanas dan telekomunikasi, kata Nesirky.

"Pengiriman bantuan kemanusiaan juga telah terpengaruh sebab kekurangan bahan bakar telah mengakibatkan penundaan kedatangan rombongan bantuan," ia menambahkan.

Red : Agusdin
Sumber ; Ant


latestnews

View Full Version