Kairo (SI ONLINE) - Koalisi oposisi utama Mesir menolak bergabung dalam Dialog Nasional yang ditawarkan oleh Presiden Muhamaad Moursi karena usulan tersebut dianggap hanya kosmetik belaka. Moursi mengundang tokoh-tokoh nasional Mesir, termasuk kelompok oposisi untuk melakukan Dialog Nasional Senin sore (28/1) untuk mencari solusi atas kerusuhan yang melanda Mesir paska revolusi.
Lima hari kerusuhan di Port Said, Suez dan Ismailia telah menyebabkan 50 orang meninggal, dan polisi menembakkan gas air mata pada pengunjuk rasa di pusat kota Kairo pada Senin, hanya beberapa jam setelah Moursi mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di tiga kota tersebut.
Kelompok oposisi yang tergabung dalam Front Keselamatan Nasional, yang menolak panggilan serupa tahun lalu, melihat seruan Dialog Nasiomal Morsi sebagai "kosmetik dan tidak substantif", kata anggota terkemuka dari koalisi Mohamed ElBaradei.
"Kami tidak akan pergi ke dialog hari ini," kata ElBaradei dalam sebuah konferensi pers setelah para anggota oposisi bertemu di Kairo. "Kami akan mengirim pesan kepada Presiden tentang apa yang kita pikirkan yang penting untuk berlangsungnya dialog. Jika Moursi setuju kami siap untuk dialog.."
Tuntutan oposisi mencakup : Pembentukan Pemerintahan Keselamatan Nasional, Pembentukan Komite yang bertugas mengmandemen Konstitusi, dan Moursi Harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang terjadi di Mesir. Tiga tuntutan ini tentu sangat sulit diterima Moursi, karena, sama saja dengan menyerahkan kekuasaan yang diperolehnya melalui Pemilu dan Referendum.
Senat Mesir Senin (28/1) meratifikasi undang-undang yang akan memberikan kekuatan kekuatan bersenjata untuk penangkapan dan memberikan angkatan bersenjata keabsahan dalam mendukung polisi untuk menjaga ketertiban dan melindungi instalasi vital sampai akhir pemilihan parlemen.
Kekerasan meletus di sejumlah kota pada hari Jumat lalu selama aksi protes untuk menandai ulang tahun kedua dari Revolusi 25 Januari. Sepuluh orang, dua petugas polisi dan 8 demonstran, tewas dalam bentrokan di kota kanal Suez dan Ismailia. Setidaknya 33 pengunjuk rasa juga tewas di Port Said dalam bentrokan dengan pasukan keamanan sejak Sabtu lalu menyusul putusan pengadilan menghukum 21 warga lokal dengan hukuman mati atas peran mereka di insiden kerusuhan sepaka bola di stadion Port Said pada Februari 2012.
Dalam pidato pada hari Minggu malam, Presiden Mursi memberlakukan keadaan darurat di tiga kota kanal (Suez, Ismailia dan Port Said) sebelum menyerukan oposisi duduk bersama pada hari Senin untuk bernegosiasi, tapi ditolak.
Oposisi Mesir juga mengancam akan memboikot pemilihan parlemen mendatang jika Presiden Mohamed Moursi tidak menemukan "penyelesaian menyeluruh" untuk krisis yang melanda negara itu.
Front Penyelamatan Nasional (NSF), koalisi partai-partai utama dan gerakan-gerakan yang menentang kelompok Islam yang berkuasa, menyerukan pembentukan pemerintah "keselamatan nasional", dan mengatakan bahwa selain itu pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam pemilihan parlemen berikutnya."
Red : Agusdin
Sumber : Aljazeerra