View Full Version
Kamis, 14 Feb 2013

Orang Gemuk Panjang Umurnya ?

Kamis, 14 Februari 2013 | 09:38:07 WIB

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang lebih gemuk memiliki risiko kematian yang lebih kecil.
 
Sudah bertahun-tahun masyarakat Amerika Serikat berjuang melawan kegemukan atau obesitas. Belakangan isu itu sudah meningkat jadi perbincangan nasional dan kampanye anti-kegemukan kian gencar dan agresif dilakukan, terutama berkat dukungan Ibu Negara Nyonya Michelle Obama.
 
Di berbagai sekolah, misalnya, minuman dengan kadar gula tinggi atau goreng-gorengan berminyak, sudah lama disingkirkan dari lemari penjualan berpendingin (school vending machines).
 
Hasilnya? Mulai akhir tahun lalu, laporan dari berbagai kota besar seperti New York, Los Angeles, atau kota yang lebih kecil seperti Anchorage dan Alaska, untuk pertama kalinya terjadi penurunan bobot tubuh para pelajar – meski pun masih terbatas pelajar berkulit putih.
 
"Selama 30 tahun ini selalu hanya ada kabar buruk maka ketika sekarang ada sedikit kabar baik langsung jadi berita besar,’’ ujar Dr Thomas Farley, Komisioner Kesehatan New York City (lihat The New York Times, 10 Desember 2012).
 
Kota terbesar di Amerika Serikat itu, misalnya, melaporkan jumlah para siswa gemuk menurun 5,5% dari tahun 2007 sampai 2011. Prosentase penurunan yang lebih kecil terjadi di Philadelphia (hanya 5%) dan Los Angeles (hanya 3%). Maka data ini bisa menimbulkan keyakinan bahwa wabah kegemukan (salah satu masalah kesehatan yang sulit ditanggulangi di negara adidaya itu) mulai bisa diatasi.
 
Data yang dimiliki The Center for Disease Control and Prevention (CDC), institusi yang menangani pencegahan penyakit, menunjukkan bahwa 74% lelaki dan 65% wanita di Amerika Serikat digolongkan memiliki bobot tubuh berlebih (overweight) atau kegemukan (obese).
 
Tapi betulkah gemuk itu penyakit? Ternyata tidak. Studi statistik yang dilakukan Katherine M. Flegal dan kelompoknya dari CDC dan the National Institute of Health (Institut Kesehatan Nasional), belum lama ini menemukan bahwa orang dewasa yang dikategorikan memiliki kelebihan berat badan (overweight) dan sebagian besar di antaranya obese (kegemukan) malah memiliki risiko kematian lebih kecil dibanding kelompok orang bertubuh lebih kurus (the New York Times, 2 Januari 2013).
 
Dengan kalimat yang lebih sederhana, menurut penelitian ini, kelompok orang yang lebih gemuk memiliki risiko kematian lebih kecil dibanding kelompok orang yang lebih kurus. 
 
Lebih jelas dalam penelitian itu, kelompok wanita yang tingginya rata-rata 5 kaki dan 4 inci dengan bobot tubuh 108 sampai 145 pounds (54 kg sampai 72,5 kg), memiliki risiko kematian lebih besar dibanding kelompok wanita dengan tinggi serupa tapi punya bobot tubuh lebih berat yaitu rata-rata 146 sampai 203 pounds (73 kg sampai 101,5 kg).
 
Dengan ukuran tinggi yang mirip tapi bobot tubuh lebih berat, berarti kelompok ini memiliki tubuh dengan perawakan lebih gemuk. Dan ternyata dari penelitian ini mereka mempunyai risiko kematian yang lebih kecil dibanding kelompok bertubuh lebih kurus atau yang punya bobot tubuh lebih ringan.
 
Untuk lelaki, kelompok orang dengan tinggi badan 5 kaki 10 inci, bobot tubuh 129 sampai 174 pounds (64,5 kg sampai 87 kg), ternyata memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding sekelompok lelaki yang memiliki tubuh lebih berbobot yaitu 175 sampai 243 pounds (87,5 kg sampai 121,5 kg).
 
Penelitian ini memang tak mengungkapkan mengapa kelompok orang gemuk itu memiliki risiko kematian lebih rendah. Apakah itu disebabkan  bobot tubuhnya, status sosial ekonominya, faktor diet, kebiasaan berolah raga, diskriminasi sosial,  stigma, stress, dan sebagainya, belum dapat diterangkan penelitian ini.
 
Yang sudah jelas dengan penelitian ini bobot tubuh seseorang tak lagi bisa dipergunakan untuk mengukur risiko kematian seseorang. Faktor lain lebih menentukan seperti kadar kolesterol, ukuran gula darah, tekanan darah, dan sebagainya.
 
Apabila semua indikator itu normal, kata Dr. Steven Heymsfield, Direktur Eksekutif  Pennington Biomedical Research Center, Lousiana, yang terlibat dalam penelitian ini,  ‘’Tak ada alasan seseorang harus melakukan diet ketat sekali pun ia memiliki kelebihan bobot tubuh (overweight).’’  Yang hendak ditegaskan dari pernyataan ini agaknya, kelebihan bobot tubuh bukanlah penyakit atau suatu kekurangan seperti yang dipikirkan orang selama ini.
 
Maka konsep tentang lemak (fat) pun tampaknya harus ditinjau-ulang. ‘’Fat tak seburuk yang kita pikirkan,’’ ujar Dr. Kamyar Kalantar-Zadeh dari University of California, Irvine. Lemak harus diperhatikan bila ia berada di perut. Tapi kalau ada di tempat lain di bawah kulit, tak ada masalah.
 
Sebuah studi tentang penyakit jantung dan ginjal juga menemukan bahwa pasien penderita penyakit itu dengan tubuh lebih berbobot ternyata memiliki tingkat kematian yang lebih kecil. ‘’Jadi overweight tak menambah risiko kematian,’’ kata Dr. Samuel Klein, Direktur Center for Human Nutrition Washington University School of Medicine, St Louis, Amerika Serikat.
 
Dengan penelitian ini bukan hanya konsep tentang lemak (fat) yang akan ditinjau-ulang, tapi juga merambat ke daerah lain, seperti tentang kecantikan. Paling tidak sejak 1960-an konsep cantik pada wanita digambarkan oleh seseorang yang bertubuh kurus atau ceking.
 
Pelan-pelan model atau artis ceking bermunculan menggantikan model atau artis sebelumnya yang lebih berisi semacam Elizabeth Taylor atau Sophia Loren. Maka Twiggy, peragawati dan artis Inggris bertubuh ceking, dipuja-puja sebagai model wanita cantik.
 
Tapi tampaknya sekarang ceking bukan lagi segalanya dan Twiggy tak lagi model bagi para wanita pemuja mode. Twiggy yang sudah berusia 60-an tahun dan kini bergabung dengan produsen pakaian Mark & Spencer itu akan segera digantikan model dengan tubuh yang lebih berisi dan berbobot.
 
Pada awal abad lalu, di tahun 1912, wanita Amerika yang sempurna adalah Elsie Scheel. Sebuah artikel di koran The New York Times pada masa itu menceritakan bagaimana dalam usia 24 tahun, Scheel dipilih oleh para ahli kesehatan dari Cornell University sebagai wanita dengan kesehatan sempurna. Tingginya 5 kaki dan 7 inci sedangkan beratnya 171 pounds (85,5 kg).
 
Dengan itu ia memiliki Body Mass Index (BMI) 27. Artinya, Nona Scheel terbilang gemuk atau  bobot tubuhnya berlebih (overweight).  Soalnya seseorang dengan BMI 25 sampai 29,9 tergolong overweight atau gemuk.
 
Tampaknya setelah zaman Twiggy, kini berulang kembali zaman Elsie Scheel. Wanita cantik adalah yang bertubuh gemuk tapi sehat, mungkin seperti kebanyakan para wanita Arab.

[Amran Nasution]


latestnews

View Full Version