Kairo (SI ONLINE) - Hamas telah memilih kembali pemimpin veterannya, Khalid Misy'al, di ibu kota Mesir, Kairo, Senin (1/4/2013). Pejabat Hamas mengatakan sebagian besar kelompok anggota Dewan Syura memilih Mshaal. "Para pemimpin Hamas memilih Meshaal," kata seorang pejabat tinggi Hamas seperti dikutip AFP.
Sumber koresponden Quds Press yang melansir sumber di Hamas mengatakan, para pimpinan di gerakan Hamas kembali memilih Khalid Misy’al untuk menjadi ketua biro politik Hamas yang dengan peran yang baru pula.
Sumber menyebutkan, mayoritas anggota sidang memilih kembali Misy’al sebagai ketua biro politik dengan kewenangan yang baru. Selama beberapa bulan Misy’al memimpin tidak mempunyai kewenangan yang baru. Sementara tuntutan di masa yang akan datang masih membutuhkan kepemimpinan Mesyal. Dengan pemilihan ini, maka Mesyal kembali akan memimpin Hamas untuk empat tahun ke depan.
Khalid Misy’al, 56, yang telah menjalankan gerakan Palestina sejak tahun 1996 dari pengasingan, dipandang sebagai favorit. Ia didukung oleh kekuatan regional Qatar, Turki dan Mesir. Mesyal kini berbasis di Qatar setelah hijrah dari Suriah.
Pemilihan kembali Mesyal bisa menghidupkan kembali upaya rekonsiliasi yang terhenti antara Hamas dan Fatah pimpinan, presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung Barat yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat.
Mesyal telah mendorong proses rekonsiliasi, tetapi telah diblokir oleh kelompok garis keras Hamas di Gaza yang takut kesepakatan persatuan akan memberikan Abbas pijakan baru di Gaza dan melemahkan cengkeraman Hamas di wilayah tersebut.
Tahun lalu, Misy’al dan Abbas, yang memiliki hubungan baik, mencapai kesepakatan dimana Abbas akan memimpin pemerintahan interim teknokrat di Tepi Barat dan Gaza. Pemerintah ini akan membuka jalan bagi pemilihan umum. Namun, kesepakatan itu tidak pernah membumi karena ditentang para pemimpin Hamas di Gaza dan juga tokoh senior dalam gerakan Fatah pimpinan Abbas.
Pekan lalu, Emir Qatar mengusulkan mengadakan konferensi rekonsiliasi di Mesir dalam beberapa minggu mendatang untuk mengatur jadwal untuk membentuk pemerintah sementara dan menyelenggarakan pemilu.
Pada tahun 2006, Hamas menyapu pemilu Palestina memenangkan mayoritas di parlemen Palestina di bawah Abbas, yang terpilih sebagai presiden pada tahun 2005 setelah kematian mantan Presiden Yasser Arafat.
Red : Agusdin
Sumber : Aljazeera/PIP