View Full Version
Selasa, 30 Apr 2013

Biksu Myanmar Diminta Hentikan Khotbah Kebencian terhadap Muslim

Yangoon (SI ONLINE) - Pemerintah Myanmar meminta agar kelompok biksu menghentikan pidato bernada kebencian. Pemerintah meminta tersebut pada Senin (29/4).

Dalam laporan Reuters, khotbah bernada kebencian memang seringkali dialamatkan kepada Muslim di Myanmar. Bahkan, para biksu mengusung gerakan 969 sebagai simbol pembersihan kepada kelompok Muslim.

Selain itu, lembaga HAM internasional Human Right Watch  dengan detil melaporkan peran otoritas, termasuk biksu, politisi lokal, dan pejabat pemerintah juga pasukan keamanan untuk melakukan pembersihan etnis dengan terorganisir terhadap Muslim Rohingya.

Oleh karena itu, pemerintah juga diminta agar status kewarganegaraan semua Muslim Rohingya dipulihkan. Seperti dikutip aljazeera, banyak warga Rohingya yang tidak berkewarganegaraan meski sudah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.  Rohingya bahkan tidak dimasukkan ke dalam 135 suku yang didominasi oleh kaum Buddha.

Pemerintah Tekan Populasi Muslim Rohingya dengan KB

Pemerintah Myanmar selain melakukan tindakan diskrtiminatif,  juga akan menerapkan program Keluarga Berencana terhadap Muslim Rohingya di Rakhine.

Dikutip dari aljazeera, laporan pemerintah yang dirilis pada Senin (29/4) menjelaskan, program KB tersebut bertujuan menahan laju populasi Muslim di Rakhine yang merupakan daerah dengan mayoritas Buddha.

Proposal Keluarga Berencana terebut diharapkan mampu menghentikan kekerasan terhadap minoritas Muslim yang dinilai bertentangan dengan standar dan nilai-nilai hak asasi manusia (HAM).

Selain itu, pemerintah akan menggandakan jumlah pasukan keamanan di sebelah barat Rakhine untuk meredakan ketegangan disebabkan konflik sekterian yang memanas di daerah ini pada tahun lalu.

Rencana Pemerintah tersebut merupakan respons terhadap laporan Human Right Watch terhadap pembantaian Muslim Rohingya pada Juni-Oktober lalu.

Dalam laporan disebutkan, 200 orang tewas dan membuat 140 ribu muslim lainnya kehilangan rumah. Konflik umumnya terjadi di lokasi Muslim Rohingya yang didominasi oleh etnik Buddha.

Red : Agusdin

Sumber : Republika


latestnews

View Full Version