Jakarta (SI Online) - Hari Ahad (2/6) ini benar-benar merupakan hari kemacetan total bagi wilayah Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dan sekitarnya. Betapa tidak, sejak pagi hari ribuan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah antri untuk memasuki GBK. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, sementara delegasi perwakilan dari 14 negara ikut menyemarakkan Muktamar Khilafah 2013. Kemacetan dikarenakan ratusan bus sengaja diparkir dipinggir-pinggir jalan bahkan diatas jembatan di sekitar Gedung DPR-MPR-DPD sehingga mempersempit jalan.
Menurut Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto, massa HTI yang tercatat datang ke GBK sebanyak 106.000 orang, sementara ribuan lainnya yang belum tercatat tetapi juga ikut memeriahkan Muktamar Khilafah 2013 yang bertemakan: “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”.
“GBK yang memiliki daya tampung 100.000 orang itu jelas tidak mampu menampung massa HTI, dimana yang tercatat saja sudah mencapai 106.000 orang sedangkan banyak lagi yang belum tercatat tetapi ikut hadir karena kecintaannya pada HTI,” ungkap Muhammad Ismail Yusanto kepada pers di GBK, Ahad (2/6).
Antusiasme massa HTI untuk mengikuti Muktamar Khilafah 2013 ini memang tidak kalah dengan massa sepak bola. Terbukti karena begitu banyaknya massa sehingga GBK tidak mampu menampungnya, maka panitia menyediakan tambahan ribuan kursi yang dipasang disekitar lapangan rumput GBK, sehingga massa sampai membludak ke dalam meski masih diluar lapangan rumput.
Sound sistem dengan kekuatan tinggi dan layar-layar raksasa memenuhi stadion GBK, sementara di podium para pimpinan Hizbut Tahrir dari 14 negara sama memberikan sambutan untuk suksesnya Muktamar Khilafah 2013. Muktamar ditutup dengan pidato politik dari Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto.
Dalam pidatonya, Muhammad Ismail Yusanto menyerukan seluruh umat Islam Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariah Islam dan berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini.
“Jadikan perjuangan penegakan syariah dan khilafah sebagai agenda utama. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, merupakan kewajiban setiap Muslim dan merupakan realisasi dari ibadah kepada Allah SWT,” tegas Muhammad Ismail Yusanto yang disambut dengan gegap gembita takbir dari ribuan massa yang menggetarkan setiap dinding Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Rep: Abdul Halim