View Full Version
Selasa, 29 Dec 2009

Peringatan 31 Tahun Invasi Rusia di Afghanistan

PESHAWAR (voa-islam.com) - Dalam peringatan 31 tahun invasi Soviet di Afghanistan, Taliban menyerukan kepada Amerika untuk sesegera mungkin menarik pasukannya dari Afghanistan agar mereka tidak mengalami nasib sama seperti Uni Soviet (Union of Soviet Socialist Republic).

Statemen tersebut dikeluarkan Taliban Imarah Islam Afghanistan tersebut dikirimkan ke Afghan Islamic Press, The News Pakistan dan organisasi media lainnya: "Sebagai usaha terakhir, Presiden AS Obama memerintahkan pengiriman 30.000 tentara ke Afghanistan melawan keinginan bangsanya dan karena tekanan pecinta-perang jenderal Pentagon. Namun, Jenderal Parker, komandan militer Inggris dan wakil Jenderal AS McCrystal  mengatakan bahwa mereka telah kehilangan inisiatif untuk Taliban dan bahwa Taliban adalah memperluas kendali mereka untuk lebih banyak wilayah."

Taliban menambahkan: "Atas dasar realitas di lapangan, Emirat Islam Afghanistan mengatakan para pejabat Amerika Serikat untuk meninggalkan Afghanistan secepat mungkin sebelum bertemu dengan nasib Uni Soviet dan penderitaan disintegrasi Amerika Serikat." Ini melanjutkan: "Jika Anda tidak bisa mencapai keberhasilan seperti Rusia selama delapan tahun, maka adalah mustahil untuk sukses dengan mengerahkan 30.000 lebih pasukan tak bermoral dan menggunakan mereka untuk menang dalam 18 bulan ke depan."

..Atas dasar realitas di lapangan, Emirat Islam Afghanistan mengatakan para pejabat Amerika Serikat untuk meninggalkan Afghanistan secepat mungkin...

Pernyataan Taliban berkata: "Jika Anda terus merampas nilai-nilai manusia Afghan dan hak-hak alami mereka, maka anda bersiaplah akan runtuhnya perang salib dan imperialisme."

Ini mengingatkan saat Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada tanggal 27 Desember 1979, dalam pelanggaran terhadap semua nilai-nilai nasional dan internasional dan membunuh  penguasa Afghan saat itu Hafizullah Amin, dan mereka mengganti Babrak Karmal sebagai presiden negara itu. [zak/thenews]


latestnews

View Full Version