View Full Version
Senin, 18 Oct 2010

Ribuan Prajurit UK Rusak Otak Akibat Bom Rakitan Afghanistan

LONDON(voa-islam.com): Ribuan tentara Inggris menghadapi risiko terserang gejala baru kerusakan otak yang disebabkan oleh goncangan yang dipancarkan dari bom berdaya ledak tinggi yang ditanam di pinggir jalan.

Surat kabar "Sunday Express" melaporkan: "Bahan peledak improvisasi telah menewaskan dan melukai ratusan tentara Inggris yang memerangi Taliban di Afghanistan".

Surat kabar itu menambahkan bahwa studi kedokteran baru menemukan bahwa meskipun para prajurit tersebut selamat dari ledakan bahan peledak improvisasi namun mereka bisa terserang sejenis kerusakan otak.

Surat kabar itu juga mencatat bahwa setiap tentara Inggris menghadapi antara 6 sampai 9 ledakan selama bertugas di Afghanistan.

Penelitian mengatakan: "30% dari tentara Inggris yang berperang di Irak dan Afghanistan menghadapi risiko gangguan neurologis akibat gelombang suara yang dipancarkan oleh ledakan bom, dan barangkali lebih dari 65 ribu tentara Inggris menderita trauma otak yang sedang dari total 220 ribu lebih prajurit Inggris yang bertugas di Irak atau Afghanistan sejak tahun 2001".

Helm dan baju besi tidak memberikan perlindungan yang memadai

Studi ini menambahkan: "helm atau baju besi tahan peluru tidak melindungi prajurit dari getaran-getaran bom, yang dapat menyebabkan di kemudian hari, kebutaan, tuli, penuaan dini dan menghancurkan sel-sel saraf yang tidak dapat diganti".

Surat kabar itu juga mencatat bahwa ledakan bahan peledak improvisasi yang ditanam di tepi jalan telah meningkat lima kali lipat di Afghanistan sejak 2007, sementara jumlah kematian akibat bom tersebut meningkat lima kali lipat, dan jumlah kecelakaan yang dialami tentara Inggris akibat bom itu mengalami peningkatan delapan kali lipat.

Menurut surat kabar itu, kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris, "Kementerian saat ini sedang melakukan penelitian tentang cedera otak untuk meningkatkan teknik diagnostik, pengobatan dan perlengkapan pelindung bagi tentara".

(ar/islammemo)


latestnews

View Full Version