View Full Version
Kamis, 12 Dec 2013

Komandan FSA Jenderal Salim Idris Melarikan Diri dari Suriah

SURIAH (voa-islam.com) - Komandan pejuang oposisi Suriah dari faksi nasionalis yang didukung oleh Barat, Jenderal Salim Idris kabur dari negara tersebut setelah dipaksa melarikan diri menyusul meningkatnya ketegangan dengan brigade-brigade Islam.

Sebagaimana dilansir laman antiwar (11/12/2013), Jenderal Salim Idris, yang merupakan komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dilaporkan melarikan diri ke Turki dan kemudian Qatar. Para pejabat AS mengatakan kantornya sejak itu telah diambil alih oleh Front Islam, salah satu kelompok payung pejuang oposisi saingan yang dibentuk dari beberapa brigade Islam yang memerangi Assad dan bertujuan mendirikan negara Islam berdasarkan hukum Syariah di Suriah.

Front Islam juga dikatakan telah menyita gudang-gudang FSA tersisa, yang berisi penuh bantuan militer AS, di Suriah utara dimana penyitaan itu telah mendorong pemerintahan Barack Obama semalam mengumumkan bahwa negara itu membekukan semua bantuan langsung ke negara itu.

FSA telah lama kehilangan kekuasaan di utara oleh Al-Qaidah dan brigade Islam lainnya, namun digulingkankannya Jenderal Idris, yang memimpin FSA sejak Desember tahun lalu, menunjukkan memudarnya pengaruh mereka jika tidak bisa dibilang hilang sama sekali. Jika kepergian Idris dari Suriah terkonfirmasi, itu adalah pukulan besar bagi Koalisi Nasional Suriah (SNC), karena FSA adalah satu-satunya kekuatan tempur yang bahkan secara nominal bersekutu dengan mereka.

FSA merupakan entitas militer oposisi pertama yang terorganisir yang muncul setelah demonstrasi damai menentang Presiden Bashar Al-Assad pada tahun 2011 lalu berubah menjadi pemberontakan bersenjata. Para pejuangnya terdiri dari desertir tentara dan warga sipil. kelompok ini berhaluan nasionalis-sekuler dan didukung oleh Barat.

Sementara Front Islam yang baru dibentuk bulan lalu, berasal dari enam brigade pejuang Islam Suriah yang bergabung dan menerbitkan piagam berjanji untuk bekerja sama menuju pembentukan negara Islam di bawah hukum syariah. Kelompok ini secara terbuka menyatakan penolakan mereka untuk tunduk dibawah otoritas FSA. (st/aw)


latestnews

View Full Version