View Full Version
Kamis, 27 Nov 2014

Penjualan Senjata Meningkat di Misouri Setelah Kerusuhan di Ferguson

MISSOURI, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Penjualan senjata di Missouri, negara bagian tempat kota dilanda kerusuhan, Ferguson, berada, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kerusuhan yang terjadi setelah keputusan dewan juri untuk membebaskan seorang polisi kulit putih dalam kematian seorang remaja Afrika-Amerika.

Pemilik toko senjata mengatakan bahwa penjualan senjata api di wilayah St. Louis, yang berdekatan dengan Ferguson, telah meningkat enam kali lipat dalam beberapa pekan terakhir.

Ribuan orang telah melakukan protes di lebih dari 100 kota di AS selama beberapa malam setelah dewan juri di St Louis gagal untuk mendakwa polisi Darren Wilson dalam penembakan yang mengakibatkan tewasnya Michael Brown di Ferguson pada tanggal 9 Agustus.

Ultimate Defense Firing Range and Training Center di St Louis biasanya menjual tiga atau empat senjata sehari, tapi dalam beberapa pekan terakhir, ia mengatakan jumlahnya telah meningkat menjadi 20 atau 30.
 
"Kami telah melihat lari yang luar biasa pada (penjualan) senjata gengam, khususnya, karena orang-orang memiliki unsur ketakutan dengan apa yang terjadi di Ferguson," kata petugas polisi aktif Paul Bastean.

"Beberapa dari mereka yang tinggal di daerah itu pasti berada di sini karena mereka takut. Apalagi dua malam yang lalu ketika ada suara tembakan di seluruh penjuru," tambahnya.

Bastean mengatakan, pihaknya menjual 33 senjata dan para orang-orang yang berlatih menggunakan senjata menembakkan 18.000 peluru pada kisaran latihan hari Selasa, sehari setelah protes di Ferguson berubah menjadi pembakaran, penjarahan dan kekerasan.

Kematian Brown pada bulan Agustus memicu berpekan-pekan protes dan selanjutnya memicu ketegangan rasial antara warga kota Ferguson yang mayoritas kulit hitam dan pemerintah kota dan polisi yang mayoritas dikuasai kulit putih.

Warga Afrika-Amerika secara signifikan lebih cenderung menjadi korban pembunuhan senjata oleh polisi dibandingkan dengan kulit putih, menurut sebuah studi yang dirilis pada bulan Juli oleh Pew Research Center.

Seorang komentator politik terkemuka, Bruce Dixon mengatakan para petugas polisi AS melakukan tindakan brutal dan membunuh orang-orang Afrika-Amerika dengan kekebalan hukum yang lebih besar. (st/ptv)


latestnews

View Full Version