View Full Version
Selasa, 24 Mar 2015

AS Sediakan 'Mata di Langit' Bagi Pemerintah Syi'ah Irak Dalam Operasi Perebutan Tikrit dari ISIS

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat memberikan dukungan pengintaian untuk operasi pemerintah Syi'ah Irak untuk merebut kembali Tikrit dari kelompok Daulah Islam (IS/ISIS), seorang pejabat militer senior dari koalisi anti-mujahidin yang dipimpin AS mengatakan pada hari Selasa (24/3/2015).

Koalisi Salibis pimpinan AS menargetkan IS dengan serangan udara dan pelatihan serta peralatan yang diberikan untuk pasukan Syi'ah Irak, tapi ini adalah konfirmasi pertama keterlibatan langsung dalam operasi Tikrit, yang terbesar yang Baghdad telah meluncurkan terhadap jihad.

"Koalisi mulai menyediakan dukungan ISR (intelijen, pengawasan dan pengintaian) pada 21 Maret 2015 atas permintaan pemerintah Irak, dan Amerika Serikat kini memberikan dukungan itu," kata pejabat itu Agence France Presse, berbicara dengan syarat anonim .

Pejabat itu menambahkan bahwa dukungan ini adalah dalam bentuk "mata di langit".

Operasi darat yang melibatkan puluhan ribu tentara Irak, polisi dan sekutu paramiliter Syi'ah terhadap kota Tikrit dimulai pada tanggal 2 Maret.

Operasi ini diklaim telah berhasil merebut kembali kota-kota yang mengarah ke Tikrit, dan juga mengepung sekitar ratusan mujahidin di kota itu.

Nemun demikian, merebut Tikrit sendiri telah terbukti lebih sulit karena mujahidin IS menciptakan sebuah pertahanan yang sangat berlapis termasuk sejumlah besar jebakan bom yang ditanam di jalan-jalan dan gedung-gedung.

Menteri dalam negeri Irak mengumumkan pekan lalu bahwa operasi merebut kota itu telah dihentikan sementara untuk menghindari korban jiwa dan melindungi infrastruktur di kota.

Pemerintah Syi'ah Irak telah sesumbar akan merebut penuh kontrol kota Tikrit dalam 10 hari sejak serangan besar-besaran di mulai terhadap kota itu, namun demikian hanya sedikit kemajuan yang mereka dapat menyusul perlawanan sengit yang dilakukan mujahidin IS di wilayah tersebut.

Menurut laporan, ratusan tentara dan milisi Syi'ah Irak dan Iran tewas setiap harinya dalam serangan tersebut, dengan beberapa menyebutkan angka hingga 200 milisi atau tentara.

Pemerintah Syi'ah Irak sendiri tidak mengekspos kerugian besar ini meski bukti dilapangan berupa truk-truk dan ambulans yang mondar-mandir membawa mayat-mayat pasukan mereka dari garis depan dan juga penundaan ofensif terhadap kota itu sebelum tibanya bala bantuan pasukan Syi'ah dari tempat lain menunjukkan hal itu. (st/nahar)


latestnews

View Full Version