View Full Version
Selasa, 28 Apr 2015

Warga Damaskus dan Aleppo Dicekam Ketakutan Setelah Kekalahan Beruntun Rezim Assad di Idlib

DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Warga Damaskus saat ini dicekam rasa takut yang amat sangat setelah kemenangan-kemenangan yang diperoleh koalisi Islam melawan militer di Suriah utara. Keresahan itu tetap muncul meski jaminan dari pemerintah rezim Nushairiah Bashar Al-Assad bahwa mujahidin tidak akan mampu menembus pusat pemerintahan Suriah tersebut.

"Kami gemetar ketakutan. Jika ekstrimis (baca;mujahidin) masuk ke sana akan berjuang di jalan-jalan. Semuanya akan hancur," kata pedagang marmer Mohammed Ayman di pusat kota Damaskus.

AFP melaporkan ada beberapa tanda-tanda lahiriah dari keraguan dirasakan oleh banyak orang di kota itu dimana lalu lintas seburuk seperti biasa, dan semua toko tetap buka. Namun demikian, terlihat jelas jatuhnya moral di antara banyak warga Damaskus karena berita kekalahan militer rezim dari garis depan.

Pada hari Sabtu, afiliasi Al-Qaidah di Suriah Jabhat Al-Nusrah dan kelompok brigade Islam lainnya mengambil alih kota kunci rezim Jisr al-Shughur di baratlaut kurang dari sebulan setelah merebut Idlib, ibukota provinsi dengan nama yang sama.

Kekalahan terbaru di wilayah utara ini  diperparah lagi dengan kerugian rezim di bagian ujung selatan di provinsi Daraa, di mana kota kuno Busra Al-Sham dan perbatasan persimpangan utama dengan Jordan telah jatuh juga ke tangan mujahidin.

"Saya mendengar di saluran TV Arab bahwa pemberontak akan (tiba) di Damaskus dalam 90 hari. Kami dalam perangkap," kata pedagang Salim Afghani sebagaimana dikutip AFP.

"Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat membantu kami. Damaskus bisa hancur, seperti Jisr al-Shughur."

Salahkan media

Setelah bukti-bukti yang tak terbantahkan, televisi pemerintah dengan terpaksa akhirnya melaporkan bahwa baik kota Jisr al-Shughur maupun Idlib telah jatuh ke tangan mujahidin, meskipun demikian mereka tetap membual akan "kepahlawanan" tentara Assad dalam menghadapi "kedatangan ribuan teroris yang berasal dari Turki."

Seorang pejabat keamanan senior mengatakan tidak ada alasan untuk panik.

"Perkembangan terakhir dan beberapa keberhasilan teroris telah menyebabkan perasaan ini," katanya.

"Pada kenyataannya, apa yang terjadi di Idlib hanya satu putaran dalam pertempuran saat ini. Dan di tanah, tentara memiliki berbagai hal di atas angin, dengan teroris praktis terkepung di Jisr al-Shughur," sesumbarnya.

Dia justru menyalahkan "propaganda media" untuk kegelisahan yang saat ini terjadi di ibukota, menyebutnya "semacam perang psikologis yang dilancarkan oleh kelompok teroris untuk menyebarkan ketakutan."

Kesuraman banyak penduduk Damaskus terutama dirasakan karena kemunduran terbaru, padahal sebelumnya mereka terbiasa dengan  keuntungan militer Rezim yang diimbangi dengan kegagalan sejak konflik meletus pada tahun 2011.

"Jika jihadis masuk Damaskus mereka akan membantai orang yang mereka lihat dekat dengan rezim dan yang lain harus melarikan diri," seorang penjahit bernama Hashem memperingatkan.

"Dalam kasus apapun, kota ini akan hancur seperti kamp pengungsi Palestina di Yarmuk baru-baru ini" di pinggiran ibukota.

Ketakutan menjalar ke Aleppo

Selain di Damaskus, di bagian utara dari Aleppo, kota kedua Suriah yang pernah menjadi ibukota komersial, perasaan takut menyelimuti distrik-distrik yang dikuasai pemerintah.

"Banyak orang telah mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa Aleppo bisa jatuh, seperti Idlib dan Jisr al-Shughur," kata Tony, seorang desainer web melalui telepon kepada AFP.

"Jisr dilindungi dengan baik oleh tentara dan itu masih (tetap) jatuh, jadi apa pun bisa terjadi," katanya.

Aleppo telah terbelah dua sejak Juli 2012, dengan mujahidin mengendalikan lebih dari setengah kota itu di bagian timur dan pasukan rezim di sebelah barat. (aa/AFP)


latestnews

View Full Version