View Full Version
Rabu, 02 Sep 2015

Pejabat Militer Barat: 50 Tentara Uni Afrika Tewas, 50 Hilang dalam Serangan Al-Shabaab di Janale

NAIROBI, KENYA (voa-islam.com) - Setidaknya 50 tentara Uni Afrika diyakini telah tewas dan 50 lainnya hilang setelah mujahidin Al-Shabaab menyerbu dan menguasai sebuah kamp militer pasukan AMISOM di Somalia selatan hari Selasa (1/9/2015), menurut para pejabat militer Barat.

Serangan terhadap kamp di Janale, 80 kilometer barat daya dari Mogadishu di wilayah Shabelle Bawah dan diawaki oleh tentara Uganda, sekarang masuk peringkat sebagai salah satu serangan yang paling mematikan terhadap pasukan AMISOM.

"Ini ditaksir bahwa setidaknya 50 tentara AMISOM tewas," kata sebuah catatan singkat yang dikirim ke diplomat oleh pejabat militer Barat dan dilihat oleh AFP. Dikatakan bahwa total sekitar 100 tentara yang "belum ditemukan" setelah serangan tersebut.

Afiliasi Al-Qaidah Somalia, yang baru-baru ini kehilangan serangkaian markas utama mereka dalam menghadapi serangan AMISOM, mengatakan serangan itu sebagai balas dendam atas pembunuhan tujuh warga sipil oleh pasukan Uganda di pesta pernikahan di kota Merka pada bulan Juli.

Jumlah dari pasukan Uni Afrika yang dikhawatirkan tewas itu sesuai dengan yang dikatakan oleh juru bicara Al-Shabaab sebelumnya, meskipun pasukan Uni Afrika - yang jumlahnya lebih dari 22.000 dan juga termasuk pasukan dari Ethiopia, Kenya, Burundi dan Djibouti - belum mau mengakui, mengatakan mereka belum menghitung korban tewas dari pihak AU.

"Mengingat sifat kompleks serangan tersebut, AMISOM saat ini sedang memverifikasi jumlah korban dan tingkat kerusakan," kata mereka sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa malam, lebih dari 12 jam setelah serangan itu.

Sumber militer Barat mengatakan, serangan itu dimulai dengan penghancuran dua jembatan yang memutus total jalur ke kamp tersebut. Sebuah pembom mobil jibaku kemudian menabrakkan ke markas tersebut diikuti oleh sekitar 200 pejuang Al-Shabaab yang menyerbu kamp.

AMISOM yang tidak mau mengakui kekalahan mereka mengklaim pasukannya "melakukan penarikan taktis" ketika serangan dimulai, dan catatan singkat itu mengatakan tentara tidak memiliki dukungan udara.

"Awan rendah dan pendaratan sulit mencegah dukungan udara oleh helikopter dukungan yang dikontrak PBB," kata catatan singkat tersebut.

Catatan itu juga mengklaim jet tempur Kenya dan Ethiopia serta drone AS "tidak tersedia pada saat serangan itu" sementara tank dan artileri AMISOM yang terletak di Janale telah disebar di tempat lain.

Laporan ini menyoroti tantangan yang dihadapi AMISOM dalam menguasai wilayah yang disita dari kelompok Islam, yang sering menghilang ke dalam semak-semak dalam menghadapi serangan konvensional dan kemudian menyerang balik dengan serangan gerilya - di mana tujuan mereka hanya untuk menimbulkan korban jiwa besar.

Saksi mata mengatakan Al-Shabaab mengambil alih kamp tersebut, ​​menjarah gudang senjata dan memuat mayat-mayat pasukan AMISOM ke truk.

Kelompok ini sebelumnya telah mengumpulkan mayat tentara yang tewas untuk digunakan dalam video propaganda sekaligus sebagai bukti bahwa apa yang mereka katakan sesuai dengan kenyataan yang terjadi

"Mereka mengumpulkan mayat, saya melihat hampir 30 tentara tewas dalam pertempuran itu," kata warga setempat Hussein Idris.

Al-Shabaab sedang berjuang untuk menggulingkan pemerintah dukungan barat di Mogadishu, yang dilindungi oleh AMISOM dan mengganti hukum pemerintahan saat ini dengan syariah Islam.

Pada bulan Juni, pejuang Al-Shabaab menewaskan 80 lebih tentara Burundi ketika mereka menyerbu dan juga menguasai sebuah pos luar AMISOM di baratlaut dari Mogadishu. (st/AFP)


latestnews

View Full Version