View Full Version
Senin, 02 May 2016

Pemberontak Syi'ah Houtsi Rebut Pangkalan MIliter Umaliqa di Ibukota Sana'a

SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman dan sekutu bersenjatanya merebut sebuah pangkalan militer di utara ibukota Sanaa, hari Ahad (1/5/2016), merusak pembicaraan gencatan senjata dan perdamaian di Kuwait yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama setahun.

Tidak seperti kebanyakan tentara Yaman yang telah memilih berada di salah satu sisi yang berperang, mereka di markas Umaliqa telah menolak untuk berpihak dalam perang sipil antara pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran bersama sekutunya dan pemerintah.

Pemberontak Syi'ah Houtsi telah mentoleransi netralitas tersebut sampai kemudian meluncurkan serangan kejutan ke markas yang terletak di provinsi Amran itu dan merebut stok besar senjata saat fajar, menurut pejabat setempat.

Beberapa tentara yang mempertahankan markas, dimana selama ini merasa aman dari penghiatanan pemberontak Syi'ah Houtsi, tewas selama serangan itu, mereka menambahkan.

Abdel-Malek al-Mekhlafi, menteri luar negeri Yaman dan delegasi tingka atas pemerintah untuk negosiasi dengan Houthi di Kuwait yang didukung PBB, mengatakan langkah itu "torpedo" pembicaraan.

"Kami akan mengambil posisi yang tepat dalam menanggapi kejahatan Houtsi di markas Umaliqa di Amran demi rakyat dan negara kita," tulisnya di akun resmi Twitter-nya.

Ditopang oleh gencatan senjata yang sebagian besar telah dilakukan sejak 10 April, pembicaraan di Kuwait telah beringsut ke depan dalam beberapa hari terakhir dan Houtsi mengatakan Arab Saudi merilis 40 tahanan pemberontak yang mereka tawan hari Sabtu.

Bagaimanapun, pemberotak Syi'ah Houtsi, pada bagiannya, melalui kantor berita negara Yaman yang mereka kuasai yang menuduh koalisi Teluk Arab dan pasukan pemerintah Yaman yang paling banyak melanggar gencatan senjata 4.000 kali, justru mengatakan penembakan, serangan bom dan jet tempur overflight telah meningkatkan ketegangan. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version