View Full Version
Senin, 17 Apr 2017

Anggota Parlemen Inggris Serukan Pencabutan Kewarganegaraan Asma Istri Bashar Al-Assad

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Para anggota parlemen Inggris menyerukan pemerintah untuk mencabut kewarganegaraan Inggris istri Presiden Suriah Bashar Assad, karena mendukung rezim suaminya selama perang berlangsung di negara itu.

Juru bicara Partai Demokrat Liberal urusan asing, Tom Brake, pada hari Ahad (16/4/2017) mengatakan Asma Assad menggunakan profil internasionalnya untuk membela 'rezim barbar'.

"(Menteri Luar Negeri) Boris Johnson telah mendesak negara-negara lain untuk berbuat lebih banyak tentang Suriah, tetapi pemerintah Inggris bisa mengatakan kepada Asma Assad - berhenti menggunakan posisi Anda untuk membela tindakan barbar, atau kewarganegaraan Anda dilucuti," kata Brake.

Pernyataannya menyusul cap Johnson terhadap Presiden Suriah sebagai seorang "teroris bajingan", dalam artikel di koran Sunday Telegraph koran menyebut sekutu Suriah Rusia untuk mengakhiri dukungan bagi Bashar Assad.

Komentar Brake digemakan  Anggota Parlemen Nadhim Zahawi, dari Partai Konservatif yang berkuasa.

"Waktunya telah tiba di mana kita memburu (Bashar) Assad dalam segala hal, termasuk orang-orang seperti Nyonya Assad, yang sangat banyak sebagai bagian dari mesin propaganda yang melakukan kejahatan perang," katanya sebagaimana dikutip di surat kabar Sunday Times.

Pernah dipuji sebagai advokat hak progresif, Asma Assad telah jatuh dari penghormatan internasional selama perang berlangsung Suriah yang telah menewaskan lebih dari 320.000 orang sejak meletus pada tahun 2011.

Wanita 41 tahun itu, yang dipercaya memegang dua kewarganegaraan Inggris-Suriah, telah berdiri di samping suaminya dalam penampilan publiknya yang jarang, berpose untuk foto narsis dengan para pendukung rezim dalam foto-foto yang diposting di akun Instagram kepresidenan.

Pernikahan pasangan itu diumumkan enam bulan setelah Assad menjabat sebagai pemimpin negara itu pada bulan Juli 2000. Mereka bertemu di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh masyarakat Suriah Inggris di London.

Dukungan yang berkelanjutan dari Asma Assad untuk suaminya memungkinkan Inggris untuk mencabut kewarganegaraan Inggris nya, menurut para anggota Demokrat Liberal, yang bertugas dalam pemerintah koalisi lima tahun tidak nyaman dengan Partai Konservatif sampai dengan tahun 2015.

"Jika Asma terus membela tindakan pembunuhan rezim Assad, tanggung jawab akan berada di Pemerintah Inggris untuk mencabut kewarganegaraan dia atau menunjukkan bahwa tindakannya tidak secara serius merugikan kepentingan vital Inggris," kata Brake.

Dia dijadwalkan menulis surat ke Menteri Dalam Negeri Amber Rudd untuk menguraikan pandangan Demokrat Liberal, yang memegang sembilan kursi di parlemen Inggris.

Kantor Kementerian Dalam Negeri tidak akan mengomentari apakah pemerintah akan mengambil tindakan terhadap Asma Assad, yang sebelumnya bekerja sebagai seorang analis Deutsche Bank dan JP Morgan.

"Pemerintah melakukan tugasnya untuk melindungi publik Inggris secara sangat serius.

"Kita tidak bisa mendiskusikan kasus-kasus individu tetapi Menteri Dalam Negeri dapat mecabut kewarganegaraan individu mereka di mana itu adalah kondusif untuk kebaikan publik untuk melakukannya," kata juru bicara kepada AFP. (st/ptv)


latestnews

View Full Version