View Full Version
Senin, 25 Sep 2017

Seorang Ilmuan India 'Diusir' dari Oman Setelah Menyampaikan Pidato Anti-Saudi

MUSCAT, OMAN (voa-islam.com) - Seorang ilmuan Muslim India telah diperintahkan untuk meninggalkan Oman setelah menyampaikan pidato anti-Saudi di sebuah perguruan tinggi Islam di Muscat, Middle East Monitor melaporkan hari Ahad (24/9/2017).

Salman al-Husaini, seorang profesor ilmu pengetahuan Islam, membuat sebuah serangan terselubung tipis terhadap blokade yang dipimpin Saudi pads Qatar dalam sebuah pidato di Muscat's College of Shariah Sciences pada hari Selasa.

Dalam ceramahnya yang berapi-api, cendekiawan tersebut mengkritik Arab Saudi karena bersekutu dengan "Yahudi dan Kristen" dan memblokade sebuah negara Muslim - merujuk pada Qatar - yang menjadi "tempat penampungan Hamas dan Ikhwanul Muslimin".

Husaini juga menggambarkan Presiden AS Donald Trump sebagai "setan" dan menuduhnya menghasut krisis Teluk.

Sebuah video pidato tersebut telah banyak dibagikan di media sosial dan mengarah ke Oman - yang tetap netral dalam krisis Teluk - untuk mengeluarkan sebuah pernyataan publik yang langka yang meminta Husaini untuk meninggalkan negara tersebut.

"Kementerian urusan luar negeri menegaskan bahwa pihak berwenang di Kesultanan telah mengambil tindakan atas masalah tersebut dan memintanya untuk meninggalkan Kesultanan," kata kementerian tersebut di Twitter, menyebut Husain sebagai Suleiman, bukan Salman.

Ditambahkan bahwa komentar Husain "tidak sesuai dengan prinsip, pendekatan, dan kebijakan Kesultanan".

Pernyataan tersebut kemungkinan merupakan langkah politik oleh Oman untuk memastikan tidak tampak memihak dalam krisis atau mendorong kritik terhadap salah satu pihak, kata wartawan Fatma al-Arimi.

Oman telah bekerja sama dengan Kuwait untuk membantu memperbaiki keretakan antara Qatar dan koalisi yang dipimpin Riyadh.

Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir meluncurkan sebuah blokade di Qatar pada bulan Juni, menuduhnya mendukung kelompok-kelompok jihadis, sebuah klaim yang ditolak oleh Doha secara tegas.

Oman telah menerapkan kebijakan netralitas dan saling menghormati di bawah Sultan Qaboos al-Said, yang mengambil takhta pada tahun 1970.

Oman membantu memperbaiki keretakan sebelumnya antara Qatar dan beberapa negara Teluk pada tahun 2014, ketika Arab Saudi dan UEA menarik duta besar mereka dari Doha. (st/TNA) 


latestnews

View Full Version