View Full Version
Rabu, 27 Sep 2017

Pemerintah Syi'ah Irak Beri Waktu 3 Hari pada Pemerintah Kurdistan untuk Serahkan Bandara

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Pemerintah Syi'ah Irak memberi tenggat waktu tiga hari atau hingga hari Jum'at kepada Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) untuk menyerahkan kontrol bandaranya untuk menghindari embargo udara internasional, kata Perdana Menteri Haider al-Abadi, menurut siaran pers negara Selasa (26/9/2017).

Tindakan tersebut dimaksudkan sebagai pembalasan terhadap referendum kemerdekaan yang diselenggarakan oleh KRG di Irak utara pada hari Senin.

Baghdad pekan lalu meminta negara-negara asing untuk menghentikan penerbangan langsung ke bandara internasional Erbil dan Sulaimaniya, di wilayah KRG, namun hanya Iran yang mengumumkan embargo udara semacam itu, menghentikan penerbangan langsung ke Kurdistan.

Suara dari polling masih dihitung pada Selasa malam, dengan hasil yang diharapkan pada akhir hari dan tidak diragukan lagi hasil yang luar biasa dalam mendukung kemerdekaan.

Perdana Menteri Haider al-Abadi mengatakan bahwa larangan tersebut tidak akan dikenakan pada penerbangan kemanusiaan dan lainnya yang "mendesak".

Referendum yang tidak mengikat pada hari Senin diadakan oleh Pemerintah Daerah Kurdistan meski ada tentangan dari pemerintah federal Irak, Turki, Iran dan Amerika Serikat.

Baghdad mengatakan tidak mengakui referendum tersebut, sementara Turki dan Iran telah mengancam sanksi terhadap wilayah Kurdi, termasuk penutupan perbatasan dan larangan terbang.

Pemerintah Daerah Kurdi saat ini mengoperasikan bandara internasional di ibukota wilayah Kurdi otonom, Erbil, dan di kota Sulaimaniyah.

Dengan tentaranya sendiri, KRG juga mengendalikan sebagian ladang minyak Irak yang paling menguntungkan.

Hasil referendum hari Senin belum dilepaskan, namun diyakini bahwa suara "ya" akan menang dengan mulus.

Meski hasilnya tidak mengikat di Baghdad, diperkirakan pemimpin Kurdi Massoud Barzani akan menggunakan kemungkinan kemenangan "ya" untuk memperkuat posisi negaranya dengan Baghdad dalam pembicaraan mengenai masa depan Irak-Kurdistan. (st/TNA)  


latestnews

View Full Version