View Full Version
Senin, 23 Oct 2017

CIA Perluas Operasi Tersembunyi di Afghanistan untuk Tangkap Pejuang Taliban

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dilaporkan memperluas operasi terselubungnya di Afghanistan yang dilanda perang.

Badan mata-mata tersebut berencana untuk mengerahkan "perwira dan kontraktor (tentara bayaran) yang sangat berpengalaman" dalam upaya lain untuk menangkap pejuang Taliban, The New York Times melaporkan pada hari Ahad (22/10/2017).

"Upaya baru akan dipimpin oleh unit-unit kecil yang dikenal sebagai tim pencari kontraterorisme.

Mereka dikelola oleh petugas paramiliter CIA dari Divisi Kegiatan Khusus agensi dan petugas dari Direktorat Keamanan Nasional, intelijen Afghanistan, dan termasuk pasukan elit Amerika dari Komando Operasi Khusus Gabungan, "kata laporan tersebut.

Upaya tersebut berfungsi sebagai pergeseran kebijakan CIA terhadap Afghanistan, di bawah Direktur Mike Pompeo, menurut dua pejabat senior AS.

"Kami tidak dapat menjalankan misi kami jika kami tidak agresif," kata kepala CIA pada sebuah konferensi keamanan di University of Texas awal bulan ini.

"Ini tak kenal ampun, tanpa henti. Anda memilih kata. Setiap menit, kita harus fokus menghancurkan musuh kita, tersembunyi dari pandangan publik".

Pada bulan Agustus, Presiden AS Donald Trump bersumpah untuk mengambil sikap lebih keras dalam apa yang disebut perang melawan "teror" di Afghanistan.

"Pembunuh perlu tahu bahwa mereka tidak punya tempat untuk bersembunyi, bahwa tidak ada tempat yang berada di luar jangkauan kekuatan Amerika dan senjata Amerika," sesumbar sang presiden saat itu. "pembalasan akan cepat dan kuat."

Tak lama setelah memenangkan kursi kepresidenan AS, Trump membuat putar balik terang-terangan dari janji kampanyenya untuk mengakhiri pendudukan AS di Afghanistan dengan dalih memerangi kelompok-kelompok jihad.

"Peran CIA yang diperluas akan meningkatkan misi yang dilakukan oleh unit militer, yang berarti lebih banyak lagi peran tempur Amerika Serikat di Afghanistan akan disembunyikan dari pandangan publik," tulis laporan Times.

Di bawah kepresidenan Partai Republik George W. Bush, Amerika dan sekutunya menyerang Afghanistan pada tanggal 7 Oktober 2001 sebagai bagian dari perang yang disebut Washington melawan teror (baca; Islam).

Serangan tersebut menyingkirkan Taliban dari kekuasaan mereka yang sah, namun setelah lebih dari 15 tahun, pasukan asing masih hadir di negara tersebut.

Setelah menjadi presiden pada tahun 2008, Barack Obama, seorang Demokrat, berjanji untuk mengakhiri perang - salah satu konflik terpanjang dalam sejarah AS - namun dia gagal menepati janjinya. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version