View Full Version
Kamis, 07 Dec 2017

Demonstrasi Pecah di Timur Tengah Menyusul Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibukota Israel oleh Trump

TIMUR TENGAH (voa-islam.com) - Protes pecah di kota-kota di Timur Tengah pada hari Rabu (6/12/2017) sebagai tanggapan atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Rabu malam, semua faksi Palestina menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi hari Kamis.

Para pemuda di ibukota Yordania, Amman, meneriakkan slogan anti-Amerika, sementara di kamp pengungsi Baqaa di pinggiran kota, ratusan pemrotes berkumpul di jalanan mencela Trump dan menyerukan kepada pemerintah Yordania untuk membatalkan perjanjian damai tahun 1994 dengan Israel.

"Hancurlah Amerika .. Amerika adalah ibu teror," mereka meneriakkan.

Dinasti Hasyim raja Abdullah adalah penjaga tempat suci umat Islam di Yerusalem, membuat Amman sensitif terhadap perubahan status kota tersebut, yang sektor timurnya secara ilegal direbut oleh Israel dari Yordania dalam perang 1967.

Banyak orang di Yordania adalah keturunan pengungsi Palestina yang keluarganya melarikan diri setelah pembentukan Israel pada tahun 1948.

Sementara itu, ratusan demonstran Turki berkumpul di Istanbul dan Ankara untuk menunjukkan solidaritas dengan orang-orang Palestina.

Demonstran di depan konsulat AS di Istanbul melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan: "Pembunuh Amerika Serikat, keluar dari Timur Tengah."

Mereka menyemprotkan cat "Free Palestine" di dinding konsulat dan menarik sebuah bendera Israel dan membakarnya.

"Yerusalem adalah untuk umat Islam dan akan tetap ada selamanya," kata panitia dalam sebuah pernyataan.

Para pemrotes juga menyalakan suar dan melambai-lambaikan bendera Palestina.

Di Yerusalem, ratusan pemrotes berkumpul di depan masjid Al-Aqsa, situs tersuci kedua Islam, untuk mengutuk Trump.

Orang-orang muda Palestina juga mengorganisir sebuah demonstrasi larut malam di kota Nablus, Tepi Barat.

Di Gaza, para aktivis mendesak orang-orang melalui speaker masjid untuk turun ke jalan untuk memprotes keputusan AS tersebut.

Orang-orang Palestina juga mematikan lampu Natal di tempat kelahiran tradisional Yesus di Betlehem pada hari Rabu malam sebagai protes. (st/MEE) 


latestnews

View Full Version