View Full Version
Selasa, 13 Feb 2018

Laporan: Pejabat Afghanistan Lakukan Pembicaraan Rahasia dengan Taliban

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pejabat Afghanistan melakukan pembicaraan dengan kelompok pejuang Taliban menyusul gelombang pemboman mematikan dan serangan teror baru-baru ini yang membuat hampir 200 orang terbunuh, sebuah laporan mengatakan.

"Pemimpin intelijen Afghanistan Masoom Stanikzai dan Kepala Keamanan Nasional Mohammed Hanif Atmar terus berbicara masing-masing secara terpisah kepada Taliban," Associated Press melaporkan pada hari Selasa (13/2/2018) bahwa individu-individu tersebut "mengetahui adanya perundingan balik."

Menurut laporan tersebut, pembicaraan rahasia dengan kelompok jihad tersebut mencerminkan keinginan di Kabul untuk mengakhiri perjuangan bersenjata Taliban, yang telah bertahan selama 17 tahun setelah invasi militer Amerika Serikat ke negara tersebut menggulingkan pemerintahan sah  Taliban.

Sumber yang tidak dikenal tersebut mengatakan bahwa masalahnya adalah bahwa tidak satu pun dari pejabat keamanan Afghanistan yang berhubungan dengan Taliban "sedang berbicara dengan yang lain atau ke Dewan Tinggi Perdamaian," yang didirikan oleh Kabul untuk membahas perdamaian dengan Taliban.

Ketidaksepakatan di dalam pemerintah Afghanistan juga dilaporkan meluas, bahkan saat pejuang Taliban terus mendapatkan wilayah yang lebih banyak di seluruh Afghanistan - dan kendati pengerahan ribuan lebih tentara AS baru-baru ini  ke negara tersebut - sambil mengeksploitasi taktik yang semakin kejam.

Laporan AP mengatakan Hakim Mujahid, anggota Dewan Perdamaian Tinggi, telah mengkonfirmasi bahwa Stanikzai tetap menjalin kontak reguler dengan orang-orang Taliban yang ditunjuk untuk negosiasi, Mullah Abbas Stanikzai. Keduanya tidak terkait.

Sementara itu, perwakilan dari puluhan negara akan bertemu di ibukota Afghanistan akhir bulan ini untuk kedua kalinya untuk membahas apa yang disebut proses Kabul yang bertujuan untuk menempa jalan menuju perdamaian. Putaran pertama diadakan pada bulan Juni.

Namun, serentetan kekerasan terakhir ini memiliki pilihan terbatas untuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang juga menangkis pemberontakan mini di pemerintahannya sendiri, bertengkar dengan wakil presiden dan juga gubernur utara yang kuat.

 Presiden AS Donald Trump baru-baru ini memerintahkan pemboman intensif terhadap posisi Taliban. Ada yang mengatakan bahwa kemungkinan akan menimbulkan kekerasan lebih lanjut dari Taliban.

Mantan anggota Taliban, Aga Jan Motasim, yang masih menganggap pemimpin kelompok tersebut Mullah Habaitullah Akhunzada sebagai seorang teman, mengatakan bahwa dia ingin menjadi jembatan antara pemerintah dan Taliban.

Dia dilaporkan menghabiskan waktunya antara Kabul - di mana dia berbicara dengan pemerintah - dan di Turki, dari mana dia bisa menghubungi rekan-rekannya di Taliban.

Sementara itu Taliban sendiri saat ini semakinbanyak menguasai  wilayah di Afghanistan. Washington mengatakan lebih dari setengah Afghanistan berada di bawah kendali langsung Taliban atau di bawah pengaruhnya. Perkiraan lainnya menempatkan angka tersebut setinggi 70 persen. (st/ptv)


latestnews

View Full Version