View Full Version
Ahad, 24 Jun 2018

FIFA Denda Tim Sepak Bola Mesir Karena Pemainnya Menolak Berbicara dengan TV Qatar

ZURICH, SWISS (voa-islam.com) - FIFA telah mendenda tim sepak bola Mesir sebesar $ 100.000 setelah para pemain skuad tersebut menolak berbicara dengan saluran olahraga BeIN Qatar selama pertandingan di Piala Dunia yang sedang berlangsung di Rusia.

Layanan berbahasa Arab Alarabiya AlJadid melaporkan pada hari Jum'at (22/6/2018) bahwa badan sepakbola internasional itu memberlakukan denda besar setelah saluran olahraga tersebut mengajukan pengaduan.

Laporan itu mengatakan bahwa pemain Mesir menolak untuk memberikan wawancara dengan beIN di zona media yang ditunjuk selama pertandingan pertama "the Pharaohs" melawan Uruguay pekan lalu.

"Presiden Asosiasi Sepakbola Mesir Hany Abo Rida memarahi para pemain atas insiden itu dan menuntut mereka menugaskan seseorang untuk berbicara dengan saluran itu selama pertandingan kedua mereka melawan Rusia," kata laporan itu.

Ia menambahkan bahwa Abo Rida berusaha untuk meyakinkan pejabat FIFA untuk membatalkan denda.

Saluran beIN Qatar adalah pemegang hak eksklusif di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara untuk Piala Dunia dan kejuaraan Eropa.

Blok pimpinan Saudi dari negara-negara termasuk Mesir memutuskan semua hubungan dengan Qatar Juni lalu dengan menuduh Doha mendukung ekstremisme dan terlalu dekat dengan saingan regional Iran. Qatar membantah tuduhan tersebut.

Pertikaian diplomatik yang berlangsung bertahun-tahun itu telah menyebabkan pihak berwenang di negara-negara pemblokade untuk memboikot beIN serta media-media lain yang berbasis di Doha.

Menjelang Piala Dunia, Kairo berusaha meyakinkan FIFA untuk membiarkan TV negara mempertunjukkan pertandian dari turnamen sepak bola sejagat tersebut.

Jaringan bootlegging canggih yang dikenal sebagai "beoutQ" - menggunakan sinyal dari penyedia satelit Arabsat yang berbasis di Riyadh - telah secara ilegal mentransmisikan siaran beIN.

FIFA dan UEFA menuduh Arab Saudi telah mencuri siaran langsung Piala Dunia dengan operasi bajakan ilegal. Arab Saudi tidak mau mengakui tuduhan itu. (st/TNA)


latestnews

View Full Version