View Full Version
Selasa, 15 Jan 2019

Mantan Penasihat Kerajaan Saud Al-Qahtani Hadir Saat Penyiksaan Aktivis Saudi Loujani al-Hathloul

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Adik perempuan dari aktivis hak-hak perempuan Saudi Loujain al-Hathloul yang ditahan telah mengkonfirmasi laporan bahwa Laujani telah mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan saat ditahan.

Alia al-Hathloul mengungkapkan rincian pelecehan yang dihadapi kakaknya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The New York Times, Ahad (13/1/2019).

Alia mengatakan bahwa Loujain telah memberi tahu orang tua mereka bahwa pemerintah Saudi, termasuk penasihat kerajaan tertinggi Saud al-Qahtani, telah membuatnya disiksa dan diancam diperkosa.

"Dia bilang dia ditahan di sel isolasi, dipukuli, disiram air, disetrum, dilecehkan secara seksual dan diancam dengan pemerkosaan dan pembunuhan. Orang tua saya kemudian melihat bahwa pahanya menghitam akibat memar," tulis Alia.

"Qahtani hadir beberapa kali ketika Loujain disiksa, katanya. Kadang-kadang Qahtani menertawakannya, kadang-kadang dia mengancam akan memperkosa dan membunuhnya dan melemparkan tubuhnya ke dalam sistem pembuangan kotoran," katanya.

Alia menambahkan bahwa delegasi dari Komisi Hak Asasi Manusia Saudi mengunjungi Loujain di penjara dan mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat melindunginya.

Loujain adalah satu di antara lebih dari selusin aktivis yang ditangkap Mei lalu, tepat sebelum pencabutan bersejarah larangan Saudi selama puluhan tahun terhadap pengemudi wanita.

Banyak dari mereka dituduh merusak keamanan dan membantu musuh negara.

Amnesty International dan Human Rights Watch melaporkan bahwa beberapa aktivis yang ditahan menghadapi pelecehan dan penyiksaan seksual selama interogasi.

Pemerintah Saudi membantah klaim itu.

Loujain ditahan pada tahun 2014 selama lebih dari 70 hari karena mencoba mengemudi dari negara tetangga UEA ke Arab Saudi.

Dia ditahan lagi bersama dengan aktivis hak-hak perempuan lainnya tepat sebelum Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengumumkan bahwa negara itu akan mengakhiri larangan mengemudi perempuan. (st/TNA)


latestnews

View Full Version