View Full Version
Kamis, 28 Mar 2019

Amnesty Kecam Serangan Udara Rezim Assad dan Rusia pada Sekolah dan Rumah Sakit di Idlib

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Amnesty International hari Kamis (28/3/2019) mengatakan pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia menyerang fasilitas medis dan sebuah sekolah di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dengan serangan udara dan artileri selama sebulan terakhir.

Setelah delapan tahun perang, "pemerintah Suriah terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap hukum perang dan kehidupan warga sipil," katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, rezim teroris Assad sejak Februari melakukan serangan di provinsi barat laut yang dikuasai oleh kelompok jihadis Hay'at Tahrir al-Sham telah menyebabkan sedikitnya 170 warga sipil tewas dan ribuan orang lainnya kehilangan tempat tinggal.

Amnesty mengatakan "sebuah rumah sakit, bank darah dan fasilitas medis lainnya serta toko roti dan sekolah" telah dihancurkan di Idlib.

"Pemerintah Suriah, dengan dukungan Rusia, jelas menggunakan taktik militer yang melanggar hukum yang sama yang menyebabkan pemindahan besar-besaran, dalam beberapa kasus pemindahan paksa," katanya.

Amnesty mengatakan laporannya didasarkan pada kesaksian saksi yang didukung oleh "analisis video, informasi sumber terbuka dan citra satelit".

Pada 15 Maret, Amerika Serikat mengatakan Rusia dan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas "peningkatan kekerasan" di Idlib.

"Terlepas dari klaim Rusia untuk menargetkan teroris, operasi ini telah menyebabkan puluhan korban sipil dan menargetkan responden pertama ketika mereka berusaha untuk menyelamatkan nyawa di tanah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.

Kesepakatan gencatan senjata Turki-Rusia telah dicapai pada bulan September untuk mencegah serangan rezim yang direncanakan yang oleh kelompok-kelompok bantuan dikhawatirkan dapat memicu krisis kemanusiaan terburuk konflik Suriah hingga saat ini.

Serangan telah ditunda tetapi ketentuan kesepakatan belum dilaksanakan. (st/AFP)


latestnews

View Full Version