View Full Version
Selasa, 04 Feb 2020

Palestina Kecam Sudan, Sebut Pertemuan Al-Burhan dengan Netanyahu 'Menikam dari Belakang'

TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Kepemimpinan Palestina mengecam Sudan pada hari Senin (3/2/2020), menyebut pertemuan pemimpin sementara Sudan jenderal Abdel Fattah al-Burhan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Uganda pada hari Senin sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.

"Pertemuan ini menikam dari belakang rakyat Palestina ... pada saat pemerintahan Presiden (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Netanyahu berusaha melikuidasi tujuan Palestina," Saeb Erekat, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi WAFA.

Pertemuan itu dipandang sebagai langkah besar dalam normalisasi hubungan kedua negara.

Segera setelah pertemuan itu, kantor Netanyahu merilis sebuah pernyataan yang mengatakan: "Telah disepakati untuk memulai kerja sama yang akan mengarah pada normalisasi hubungan antara negara-negara."

"Perdana Menteri Netanyahu percaya bahwa Sudan bergerak ke arah yang positif, dan sang perdana menteri telah menyatakan pandangannya kepada menteri luar negeri Amerika," tambah pemerintah Netanyahu.

"Kepala Dewan Kedaulatan Sudan tertarik untuk membantu negaranya melewati proses modernisasi dengan mengeluarkannya dari isolasi dan menempatkannya di peta."

Burhan, yang saat ini menjabat sebagai kepala badan transisi transisional Sudan, Dewan Kedaulatan, sering dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian demonstran damai Sudan pada Juni 2019.

Pemimpin militer itu pergi ke Uganda secara khusus untuk bertemu Netanyahu, yang ada di sana untuk kunjungan diplomatik satu hari.

Menurut sumber Israel, hubungan yang berkembang kemungkinan besar akan mempengaruhi rute penerbangan dari Israel dan memungkinkan pesawat terbang di atas Sudan.

Sumber-sumber Israel juga mengisyaratkan bahwa secara formal normalisasi hubungan dengan Sudan akan membantu Israel dalam upayanya untuk mendeportasi para pencari suaka dari negara Afrika yang saat ini mencari perlindungan di Israel. (TNA)


latestnews

View Full Version