View Full Version
Rabu, 27 May 2020

Komando Afrika AS: Rusia Kerahkan Jet Tempur Ke Libya untuk Bantu Grup Wagner Mendukung Haftar

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Pesawat tempur Rusia dikerahkan ke Libya untuk membantu tentara bayaran Moskow yang mendukung jenderal jahat Khalifa Haftar di negara Afrika Utara, kata kepala militer AS pada hari Selasa (26/5/2020).

"Komando Afrika AS menilai bahwa Moskow baru-baru ini mengerahkan pesawat tempur militer ke Libya untuk mendukung kontraktor militer swasta (PMC) yang disponsori negara Rusia yang beroperasi di sana," kata Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan.

"Pesawat militer Rusia kemungkinan akan memberikan dukungan udara dekat dan tembakan ofensif untuk Grup PMC Wagner yang mendukung milisi Tentara Nasional Libya gadungan (LNA) dipimpin Haftar melawan Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui secara internasional," pernyataan itu menambahkan.

Moskow adalah pendukung utama Haftar, yang sejak April 2019 telah berusaha merebut kendali atas ibukota Libya, Tripoli, dari kendali pemerintah.

Dalam pernyataannya pada hari Selasa, AS mengatakan pesawat tempur Rusia mendarat di Libya dari Rusia, "setelah transit Suriah di mana dinilai pesawat-pesawat itu dicat ulang untuk menyamarkan asal Rusia mereka".

"Rusia jelas-jelas berusaha untuk menurunkan skala bantuannya di Libya. Seperti yang saya lihat mereka lakukan di Suriah, mereka memperluas jejak militer mereka di Afrika menggunakan kelompok tentara bayaran yang didukung pemerintah seperti Wagner," Jenderal Angkatan Darat AS Stephen Townsend, komandan Komando Afrika AS, mengatakan dalam pernyataan itu.

"Sudah terlalu lama, Rusia membantah sepenuhnya keterlibatannya dalam konflik Libya yang sedang berlangsung. Yah, tidak ada yang membantahnya sekarang," kata Townsend.

Keterlibatan asing

Dengan dukungan Rusia dan UEA, LNA Haftar sampai baru-baru ini berhasil mendapatkan pijakan di ibukota Libya, namun pasukan pro-pemerintah dalam beberapa hari terakhir telah merebut kembali kendali atas beberapa daerah.

Turki, yang mendukung GNA, telah menerima pujian atas pembalikan itu, dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa negaranya telah "mengubah keseimbangan" di Libya.

Pada hari Senin, sebuah laporan rahasia PBB mengungkapkan bahwa setidaknya delapan negara bekerja sama dalam misi khusus, kode bernama Project Opus, untuk memblokir pengiriman senjata Turki ke Libya.

Laporan setebal 80 halaman itu, diteruskan dari German Press Agency (dpa) oleh DW Turkish, mengatakan operasi itu diarahkan dari UEA, dengan keterlibatan dari warga negara Australia, Prancis, Malta, Afrika Selatan, Inggris dan AS.

UEA sendiri mengirim senjata ke Libya, termasuk sistem pertahanan udara Israel yang canggih untuk melawan drone Turki. (TNA)


latestnews

View Full Version