View Full Version
Selasa, 16 Jun 2020

Mesir Tangkap Jurnalis Veteran Setelah Secara Terbuka Mengkritik Pemerintah

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mesir telah menangkap seorang jurnalis veteran yang secara terbuka mengkritik pemerintah setelah ia muncul di jaringan Al Jazeera yang bermarkas di Qatar, kata Komite untuk Perlindungan Jurnalis, Selasa (16/6/2020).

Mohamed Monir, 65, ditangkap oleh petugas polisi berpakaian preman pada Senin pagi, kata kelompok advokasi yang berbasis di New York tersebut.

"Pemerintah Mesir harus segera dan tanpa syarat membebaskan wartawan Mohamed Monir dan membatalkan tuduhan tak berdasar ini," katanya.

"Monir sudah dalam kondisi kesehatan yang buruk, dan untuk menahannya menunggu persidangan selama pandemi sangat kejam."

Monir telah ditahan selama 15 hari atas tuduhan bergabung dengan organisasi teroris, menyebarkan berita palsu dan menyalahgunakan media sosial.

Penangkapannya terjadi ketika Mesir meningkatkan tindakan keras terhadap pers yang telah dilakukan sejak Abdel Fattah al-Sisi menjadi presiden pada 2014, setahun setelah ia memimpin tentara menggulingkan pendahulunya yang berasal dari kelompok Islam, Muhammad Mursi.

Pemerintah menuduh Monir sebagai corong untuk Ikhwanul Muslimin, yang sekarang dimasukkan dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris.

Polisi sebelumnya menggerebek apartemen Monir pada hari Sabtu. Dia tidak ada di rumah pada saat itu tetapi dia mendapatkan rekaman serangan dari kamera di gedungnya yang dia bagikan secara online.

Dalam pesan video yang menantang yang dipostingnya di Facebook, Monir bersumpah bahwa upaya pihak berwenang untuk menangkapnya tidak akan menghentikannya berbicara.

Dalam pernyataan keluarga yang diposting di halaman Facebook Monir, putrinya Sara berkata: "Dia hanya menggunakan kebebasan berbicara dan kata-katanya tidak mengandung hasutan terhadap bangsa."

Pada bulan Mei, CPJ mendokumentasikan penangkapan setidaknya empat jurnalis Mesir, termasuk Sameh Haneen, seorang Kristen Koptik yang juga menghadapi tuduhan bergabung dengan organisasi teroris.

Kementerian dalam negeri kemudian menerbitkan rekaman video tentang dugaan pengakuan oleh Haneen, di mana ia mengklaim telah dibayar ribuan dolar karena memproduksi video yang kritis terhadap pemerintah untuk Al Jazeera atas permintaan anggota Ikhwanul Muslimin.

Mesir dan sekutu Teluk - Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab - telah memboikot Qatar sejak Juni 2017, menuduhnya mendukung Islam radikal dan terlalu dekat dengan Iran, tuduhan yang dibantahnya.

Mesir berada di peringkat ketiga sebagai penjara jurnalis terburuk di belakang Cina dan Turki, menurut CPJ. (AFP)


latestnews

View Full Version