View Full Version
Senin, 21 Sep 2020

Polisi Turki Tahan 14 Warga Negara Asing yang Diduga Terkait Islamic State

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Polisi Turki telah menahan 14 warga negara asing yang diduga terkait dengan kelompok Islamic State (IS) dalam operasi kontraterorisme yang dilakukan di provinsi Samsun utara.

Pasukan kontraterorisme melakukan serangan fajar simultan di distrik Ilkadım Samsun dan menahan para tersangka, semua warga Irak, Kantor Berita Demirören (DHA) melaporkan Senin (21/9/2020).

Polisi telah menyita materi digital yang disita selama penggerebekan, kata laporan itu, menambahkan bahwa tersangka telah dipindahkan ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Sebelumnya pada bulan September, polisi Turki menahan Mahmut Özden, yang disebut sebagai amir tertinggi kelompok IS di Turki.

Meskipun kelompok Islamic State sebagian besar telah dikalahkan di Irak dan Suriah, kehadirannya masih menjadi ancaman, karena individu yang mengikuti ideologinya mendorong orang lain untuk melakukan serangan.

Analis Eropa juga telah memperingatkan serangan lebih lanjut, karena individu yang terisolasi yang tidak berada di bawah pengawasan badan intelijen telah menjadi lebih umum.

Turki mengakui Islamic State sebagai kelompok teroris pada 2013 dan sejak itu, negara itu telah diserang berkali-kali, termasuk dalam 10 pemboman jibaku, tujuh pemboman dan empat serangan bersenjata, yang telah menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.

Sebagai tanggapan, Turki melancarkan operasi militer dan polisi baik di dalam maupun di luar negeri, menangkap anggota teratas Islamic State dalam upaya kontraterorisme di dalam dan di Suriah.

Intelijen Turki memainkan peran kunci dalam kematian pemimpin IS Abu Bakar al-Baghdadi dengan menahan dan mengekstradisi salah satu pembantunya ke Irak, yang memberi otoritas AS informasi penting untuk menemukannya.

Menurut angka Kementerian Dalam Negeri, setidaknya 2.000 orang ditangkap dan 7.000 lainnya dideportasi dalam operasi melawan Islamic State di Turki dalam beberapa tahun terakhir, sementara sekitar 70.000 orang telah ditolak masuk ke negara itu karena diduga terkait dengan kelompok jihadis tersebut. (TDS)


latestnews

View Full Version