View Full Version
Selasa, 22 Sep 2020

Biadab! Cina Paksa Muslim Uighur Latihan Minum Minuman Keras

XINJIANG (voa-islam.com) - Muslim Uyghur dipaksa untuk datang ke pusat-pusat dan kontes minum minuman beralkohol yang diselenggarakan oleh otoritas Cina. Di pusat-pusat ini, mereka belajar bagaimana 'minum' alkohol.

Minum minuman beralkohol hukumnya haram atau dilarang dalam Islam. Pantang alkohol adalah simbol 'ekstremisme' menurut otoritas Cina. Untuk merubah adat istiadat Muslim Uyghur, sebuah pusat bernama “Alchhol Drinking Training Base” telah dibangun di kota Korla.

Menolak minum alkohol adalah tanda "ekstremisme" menurut otoritas Cina dan orang tersebut bisa dikirim ke kamp konsentrasi untuk "deradikalisasi"!

Ini adalah kampanye untuk mempermalukan dan memaksa Uyghur Musims untuk berpaling dari Islam.

Hapus identitas agama Uighur

Cina menggunakan semua cara yang mungkin dilakukan untuk menghapus identitas etno-religius Uighur.

Negara Komunis itu sedang berusaha untuk menghapus identitas Uighur dengan menghancurkan budayanya melalui tindakan seperti melarang alfabet Uighur, menghancurkan masjid, dan menghapus warisan bersejarahnya.

"Anak-anak lelaki kami telah disiksa, anak-anak perempuan kami dipaksa menikah dengan orang Cina Han, dan anak-anak kami telah dikirim ke panti asuhan, hanya karena mereka Muslim Turki,"  kata Seyit Tumturk, kepala Majelis Nasional Turkistan Timur.

Selama bertahun-tahun Cina berbohong tentang "kamp kejuruan" meskipun ada laporan dari PBB dan UE, Tumturk menekankan, tetapi akhirnya mengakui keberadaan mereka.

Orang Uighur seharusnya tidak diserahkan pada belas kasihan Cina, ia menekankan.

Wilayah Xinjiang Cina adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama mengatakan otoritas Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi mereka.

Hingga satu juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan yang diperluas dari kamp "pendidikan ulang politik", menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch mengatakan pemerintah Cina melakukan "kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia" terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. (DOAM)


latestnews

View Full Version