View Full Version
Jum'at, 04 Dec 2020

Seorang Perwira CIA Tewas Dalam Serangan Terhadap Pejuang Al-Shabaab di Kota Pesisir Somalia

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang perwira CIA yang tewas di Somalia bulan lalu tewas dalam misi melawan seorang pejuang  Al-Shabaab yang diduga berada di balik serangan mematikan di Kenya tahun lalu, The Guardian mengungkapkan pada Kamis (3/12/2020).

Perwira yang tidak disebutkan namanya itu mengambil bagian dalam serangan bersama pasukan khusus Somalia dan AS di kota pesisir Gendershe ketika pejuang Al-Shabaab meledakkan sebuah bom mobil, menurut pejabat intelijen Somalia yang berbicara kepada surat kabar yang berbasis di London.

"Perwira kami didukung oleh para perwira AS. Kami terbang pada jam 2 pagi malam itu. Para prajurit turun dari helikopter dan berjalan kaki di semak-semak sebelum ledakan besar meledak dan menewaskan teman Amerika dan empat perwira [Somalia] kami, "seorang pejabat intelijen seperti dikutip.

Pejabat Somalia mengatakan serangan itu menargetkan beberapa petinggi Al-Shabaab, termasuk Abdullahi Osman Mohamed.

Menurut daftar jihadis yang diburu pemerintah AS, Mohamed, pria berusia 36 tahun itu adalah ahli bahan peledak terkemuka Al-Shabaab, kepala media dan pembantu 'amir' kelompok itu, Ahmed Diriye.

Serangan yang gagal terhadap Mohamed berakhir setelah baku tembak selama 40 menit, menurut sumber intelijen Somalia lainnya.

Kematian perwira CIA pertama kali dilaporkan pekan lalu oleh The New York Times, yang mengidentifikasi perwira tersebut sebagai anggota veteran dari Pusat Kegiatan Khusus badan intelijen, sebuah cabang paramiliter yang melakukan beberapa tugas badan intelijen AS yang paling berbahaya.

CIA belum berkomentar secara terbuka tentang kematian tersebut.

Washington memiliki sekitar 700 tentara yang dikerahkan di Somalia, melatih pasukan Somalia dan melakukan serangan jihadis terhadap Al-Shabaab, yang ditunjuk Washington sebagai gerakan teror pada 2008.

Al-Shabaab diperkirakan memiliki antara 5.000 hingga 9.000 pejuang dan telah berjanji untuk menggulingkan pemerintah Somalia, yang didukung oleh sekitar 20.000 tentara dari Uni Afrika.

Pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan keluar sedang mempertimbangkan untuk menarik semua pasukan AS dari Somalia pada saat dia meninggalkan kantor pada Januari, surat kabar itu menambahkan.

Pada awal masa jabatannya, Trump memberi Pentagon kebebasan untuk memperluas operasi mereka, dengan serangan udara dan serangan darat, di negara Afrika yang dilanda perang tersebut.

Namun sebuah laporan resmi yang dirilis pada Februari mengatakan bahwa "meskipun serangan udara AS terus berlanjut di Somalia dan bantuan AS untuk pasukan mitra Afrika, Al-Shabaab tampaknya menjadi ancaman yang berkembang yang bercita-cita untuk menyerang tanah air AS". (TNA)


latestnews

View Full Version